Saat ini, ia masih menunggu hasil tes swab ke-3, 4, dan 5 guna memastikan kondisinya apakah sudah negatif atau masih positif.
Menurut Riki, kejelasan hasil tes ini sangat penting untuk menentukan tindakan bagi pasien. Selain itu, bagi pasien yang sudah positif seperti dirinya, hasil tes lanjutan sangat dibutuhkan sebagai bentuk legitimasi.
Meski kondisinya saat ini telah pulih namun ia harus melapor kepada ketua RT/RW tentang kejelasan statusnya agar masyarakat di sekitarnya merasa tenang.
"Terkesan berlebihan? Namun, itulah kenyataannya Pak," tulisnya.
Baca Juga: Siswa Muslim 13 Tahun Jadi Korban Tewas Termuda Akibat Corona di Inggris
2. Tim dokter repot dengan urusan birokrasi.
Selain menangani pasien, kenyataannya dokter masih harus menghadiri undangan rapat dari pemerintah daerah seperti dinas kesehatan, Walikota, dan dinas pendidikan. Urusan ini semakin memperberat tugas dokter sehingga tenaganya terkuras habis-habisan.
Riki meminta agar pemerintah tidak merecoki tugas dokter dengan urusan rapat. Jika membutuhkan keterangan, tinggal melakukan video call atau semacamnya. Ia juga meminta agar pemerintah mau melihat kondisi RS dan memberikan suntikan semangat secara langsung kepada tenaga medis.
"Tidak perlulah dokter diminta rapat berjam-jam. Gunakanlah kepekaan Bapak dan Ibu pemimpin di daerah untuk sesekali melihat kondisi RS," ujarnya.
3. Memastikan ketersediaan APD.
Baca Juga: CEK FAKTA: Penganut Kristen Lantunkan Asmaul Husna untuk Hadapi Corona?
Riki juga meminta agar pemerintah bertanggungjawab memenuhi ketersediaan APD bagi para petugas medis. Menurutnya, jika pemerintah telah merilis sejumlah RS rujukan corona maka harus bersedia menyediakan kelengkapan APD sesuai kebutuhan.