Suara.com - Seorang Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Paru-paru, dr Astari membagikan pengalamannya yang harus terpisah dengan anaknya karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Astari mengaku kini bertugas di Rumah Sakit Persahabatan menangani pasien virus corona khususnya di Bangsal Pinere, ruang khusus bagi mereka yang terkena wabah.
Perempuan itu mengatakan, ia bersama tim medis lainnya wajib memakai alat pelindung diri (APD) sesuai standar operasional selama bertugas. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga keselamatan diri dan sesama.
Pernyataan itu disampaikan Astari ketika menjadi narasumber program ILC TV One, Selasa (4/1/2020) malam.
Baca Juga: Hits: Biaya Keamanan Harry & Meghan, Setop ke Salon selama Pandemi Covid-19
"Memang judulnya alat pelindung diri, tapi itu fungsinya untuk kebaikan diri kami sendiri sebagai tenaga medis dan juga pasien." ucapnya.
Ia menegaskan, "Kami tidak ingin tertular dan kami tidak ingin menulari, prinsipnya itu".
Menjadi garda depan dalam penanganan virus corona, Astari pun melakukan banyak melalukan pengorbanan. Tapi, salah satu hal yang paling berat dihadapi yakni saat harus terpisah dengan anaknya.
Astari mengatakan, karena kesibukan dan kondisi yang tidak memungkinkan, ia terpaksa menitipkan anaknya yang masih berusia satu tahun ke rumah orangtua di Klaten, Jawa Tengah.
"Faktanya dia gak bisa sama saya di sini (Jakarta). Dia harus kami kembalikan Jawa, ke Klaten," ujar Astari.
Baca Juga: Bocah Tenggelam di Kali Ciliwung, Ditemukan Meninggal di Dekat Kebun Raya
Narasumber ILC TV One, Karni Ilyas lantas melontarkan pertanyan, "Kenapa?"
Astari lalu menjawab, "Karena corona".
Perempuan itu mengaku, keputusan untuk berpisah dengan sang anak bukan perkara mudah. Namun, ia memilih itu setelah berdiskusi panjang dengan pihak keluarga.
Apalagi, ia tak bisa menutupi kekhawatiran, kemungkinan dirinya menjadi carrier atau pembawa penyakit virus corona. Menurut Astari itu jauh membahayakan anaknya.
"Saya kan jaga di IGD dan Pinere. Saya nggak tau di posisi carrier atau nggak. Saya bisa jadi penyebab transmisi atau tidak," ucapnya.
Astari pun menyebutkan, sebenarnya ia dan sang suami yang sama-sama sibuk, sempat ingin mengajak putranya kembali ke Jakarta. Namun, situasi tidak memungkinkan karena virus corona.
Pun ketika dirinya memiliki waktu luang, ia kini tak bisa dengan mudah menjenguk sang anak yang tinggal bersama neneknya di Klaten.
"Masalahnya, kalau dulu saya bisa jenguk ke sana tanpa guilty feeling apapun. Tapi, sekarang kalau waktu luang tak mungkin. Yang ada cari tiket aja udah dilema benar apa nggak. Jangan-jangan ke sana, saya carrier," kata Astari.
Untuk itu, Astari hanya bisa memanjatkan doa kepada Tuhan, semoga semua orang diberi sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga terhindar dari virus corona.
"Saya memang selalu berdoa kepada Allah, harapan saya terbesar itu semoga karuniaNya memberikan kita semua yakni sistem imun," kata Astari memungkasi.