Lima setengah jam berlangsung, kondisi suaminya terus batuk dan memburuk. Akhirnya, DR memutuskan mengeluarkan WD dari ruang isolasi dan membawanya ke RS Eka di Tangerang Selatan.
"Pasien sudah lemas dan sulit bernafas, tanpa diapa-apain lima jam, dikasih minum (obat) saja tidak. Saya masuk ruang isolasi dan sudah tidak peduli lagi lalu saya larikan ke RS Eka dan masuk UGD. Besoknya masih dikasih pertolongan pernapasan namun tidak bisa lagi," katanya.
DR kini tengah menjalani perawatan di salah satu RS rujukan karena diduga juga terjangkit virus corona. Tenggorokannya terasa sedikit sakit, namun badannya tidak demam.
Ia pun sangat sedih atas perlakuan yang dialami suaminya.
Baca Juga: Melarikan Diri, Pasien Positif Corona di Jakarta Loncat dari Lantai Dua
"Andaikan langsung ditangani, dikasih anti biotik atau segala macam, atau alat pernapasan, mungkin tidak akan seburuk ini," katanya.
Ia pun berharap pemerintah untuk lebih tegas dan jelas mengenai alur rujukan ke rumah sakit, apalagi bagi orang yang kondisi kesehatan buruk.
"Mungkin sepenuh-penuhnya RS, apapun itu, ya pertolongan pertama musti diberikan. Saya sudah mohon-mohon kasih pertolongan pertama dulu, namun ditolak," katanya.
"Banyak orang seperti kami ditolak di beberapa kali rumah sakit rujukan padahal posisinya sedang terpapar virus, dan hitungan menit pemburukannya. Bayangkan tidak bisa bernapas," katanya.
Dikutip Suara.com pada Selasa malam (31/03), BBC News Indonesia telah menghubungi RSPAD Gatot Subroto dan RSPI Sulianto Saroso namun belum mendapatkan tanggapan atas klaim DR, istri wartawan berinisial WD.
Baca Juga: Kamis, 2.948 Warga Bandung Tes Corona di Stadion Gelora Bandung Lautan Api
Mengapa RS rujukan menolak pasien?