Cerita Dokter Wisma Atlet: Masuk Zona Merah, Kami Sudah Anggap Diri ODP

Selasa, 31 Maret 2020 | 17:04 WIB
Cerita Dokter Wisma Atlet: Masuk Zona Merah, Kami Sudah Anggap Diri ODP
Wisma atlet yang alih fungsi menjadi RS darurat corona (BPMI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wisma Atlet Kemayoran yang dahulu diperuntukkan bagi atlet Asian Games 2018 kekinian beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan pasien virus corona Covid-19.

Lokasi tersebut mulai dioperasikan sejak Senin (23/3/2020) sore, dengan dilengkapi fasilitas mumpuni untuk menunjang pengobatan pasien virus corona

Salah satu tenaga medis yang bertugas di Wisma Atlet, dr. Debryna Dewi Lumanauw atau @debrynadewi membagikan pengalamannya selama bertugas di RS darurat tersebut.

Melalui sejumlah unggahan di Insta Story, Debryna menceritakan pengamanan di Wisma Atlet yang ketat. RS tersebut terbagi menjadi tiga area yakni zona merah, kuning dan hijau.

Baca Juga: Viral Video Warga Depok Tolak Penguburan Jasad Corona, Ini Penjelasannya

Sama seperti pasien, para petugas medis yang masuk ke zona merah akan menjalani karantina selama 14 hari.

"Begitu masuk zona merah ini, kami sudah menganggap diri kami ODP. Sehingga, kami tidak akan bebas keluar masuk selama 14 hari," tulis Debryna seperti dikutip Suara.com, Selasa (31/3/2020).

Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)
Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)

Sementara untuk berpindah dari zona satu ke lainnya, setiap orang diharuskan untuk melawati serangkaian prosedur, mulai cek suhu tubuh hingga melewati bilik untuk disemprot disinfektan.

Debryna lalu mengungkapkan, tim medis Wisma Atlet sejatinya menyambut baik bantuan dari para relawan yang berdatangan.

Meski begitu, para petugas di Wisma Atlet diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes Covid-19 sebelum bekerja.

Baca Juga: Pesan Terakhir Bob Hasan kepada Zohri: Tembus Waktu 9 Detik

"Semua pekerja di sini melakukan skrining, mendapat asuransi kesehatan dan suplemen selama bertugas," imbuhnya.

Debryna pun memamerkan hasil tes kesehatan para petugas Wisma Atlet yang semuanya dinyatakan negatif.

Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)
Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)

Para tim medis di Wisma Atlet juga disediakan peralatan pelindung diri (APD) yang tersimpan di salah satu ruangan. APD tersebut meliputi: masker bedah, sarung tangan, overalls (baju astronot) dan diapers.

Debryan mengatakan, "Kami tidak ingin menyia-nyiakan pelaratan. Kami sepakat untuk membatasi hanya pakai 1 set APD setiap shift sehingga menahan untuk tidak makan, minum atau pergi ke toilet selama 9 jam".

Ia juga mengaku, untuk saat ini kebutuhan logistik petugas medis tercukupi. Apalagi banyak warga yang menyumbangkan makanan.

Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)
Curhat dokter Wisma Atlet. (Instagram/@debrynadewi)

Di akhir unggahannya, Debryna meminta perhatian khalayak. Ia mengimbau para relawan untuk lebih selektif memberikan bantuan APD. Sebab, banyak yang tidak memenuhi standar.

"Banyak yang mau donasi APD untuk tenaga medis. Sayangnya, karena tenaga medis risiko terpaparnya tingga, kita mau gak mau harus memakai APD yang memenuhi standar tertentu. Jadi banyak donasi yang gak kepakai di sini," ungkapnya.

Ia pun berharap, ke depannya khalayak tetap memberikan perhatiannya terhadap upaya penanggulangan Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI