Suara.com - Pernyataan Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman membuat politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean naik pitam. Ia kesal lantaran Fadjroel mengklaim bahwa kebijakan darurat sipil adalah langkah terakhir pemerintah dalam menangani pandemi corona.
Ferdinand yang aktif di Twitter lantas memaki Fadjroel dengan sebutan 'gobl*k"'dan menyindir posisinya sebagai juru bicara yang seharusnya tak boleh melangkahi keputusan presiden.
"Pengen rasanya bilang GOBL*K ke jubir ini tapi tak tega. Memangnya kau siapa Fadjroel di republik ini bisa menentukan itu langkah terakhir?" tulis Ferdinand lewat akun Twitter-nya @FerdinandHaean2.
Menurut Ferdinand, sejauh ini Presiden RI Joko Widodo tak pernah menyatakan kebijakan darurat sipil adalah langkah terakhir, sehingga peluang adanya kebijakan baru masih terbuka.
Baca Juga: PLN Siap Jalankan Perintah Jokowi, Gratiskan Listrik selama Wabah Corona
"Presiden @jokowi tidak pernah menyatakan itu langkah terakhir. Bisa saja ada kebijakan baru nanti tergantung eskalasi," kata Ferdinand.
Ia menuding sikap Fadjroel Rachman membahayakan karena semena-mena menyebut kebijakan darurat sipil sebagai langkah terakhir.
"Ini @JubirPresidenRI bahaya!" Kata @FerdinandHaean2.
Cuitan itu pun diamini oleh warganet lain, salah satunya seperti diungkapkan oleh @NinjaCir3ng.
"Ini jubirnya kok sengklek begini ya?" tulisnya.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, Gaji Pemain Arema FC Dipotong 75 Persen
Warganet lain yaitu @nyinyir404 juga merespon cuitan tersebut dengan sikap yang hampir sama.
"Fadjroel emang suka blunder. Terakhir dia bilang penundaan cicilan diutamakan yang kena corona yang akhirnya bisa kena plintir media dan dianggap orang hanya untuk yang kena corona," katanya.
Sebelumnya, Fadjroel Rachman melalui keterangan tertulis menegaskan bahwa pemberlakuan darurat sipil dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menangani wabah COVID-19 adalah langkah terakhir yang akan diambil pemerintah.
"Pemerintah mempertimbangkan usulan darurat sipil supaya penerapan PSBB berjalan efektif. Namun penerapan darurat sipil adalah langkah terakhir yang bisa jadi tidak digunakan dalam kasus COVID-19," tulis Fadjroel Rachman, Senin (30/3/2020).
Rencana kebijakan tersebut menuai gelombang penolakan dari berbagai kalangan. Di media sosial, tagar #TolakDaruratSipil jadi trending Twitter karena masyarakat menilai kebijakan tersebut tidak tepat untuk mengatasi masalah wabah.