Suara.com - Seorang diaspora Indonesia yang positif terjangkit virus corona di New York, Amerika Serikat, meninggal dunia pada Sabtu (28/3) malam waktu setempat.
Informasi dari beragam sumber menyebutkan bahwa pria berusia sekitar 70 tahun yang berprofesi sebagai pengemudi mobil jenis limousine itu, beberapa hari lalu diketahui masih berada dalam kondisi sehat dan bekerja seperti biasa.
Namun ia kemudian menderita batuk disertai demam, sebagian dari gejala virus corona yang kini semakin meluas di seluruh dunia. Ia meninggal di Jamaica Hospital Medical Center di Queens, New York.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington D.C. dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York membenarkan informasi ini.
Baca Juga: Update Corona Covid-19: 596.723 Kasus Positif, Seperlimanya Ada di Amerika
KJRI mengatakan meskipun ia bukan lagi warga negara Indonesia, sebagai bagian dari diaspora Indonesia, maka akan tetap dibantu, “namun prioritas utama tetap pada WNI.” Pihak KJRI belum dapat menghubungi keluarga laki-laki tersebut sehingga belum dapat memberi rincian lebih jauh.
Dari berbagai sumber diketahui bahwa saat ini sudah ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki gejala-gejala terjangkit virus corona dan menjalani karantina mandiri. Identitas mereka tidak diungkapkan karena masih kuatnya stigmatisasi publik dan juga ketidakjelasan status mereka di Amerika.
“Terkait penanganan warga masyarakat Indonesia, termasuk WNI, jika sekiranya terdampak Covid-19 maka langkah yang dilakukan KJRI New York adalah merujuk SOP (standard operating procedure) penanganan Covid-19 yang diberlakukan otorita kesehatan setempat,” ujar Arifi Saiman, Konsul Jendral RI di New York.
Hingga laporan ini disampaikan belum ada informasi tentang penguburan atau kremasi laki-laki tersebut.
Kota New York kini menjadi pusat perebakan virus corona di Amerika. Hingga Minggu (29/3) malam hampir 60 ribu orang tertular virus corona di New York saja, termasuk 965 korban meninggal. Ini hampir separuh dari jumlah orang yang tertular virus corona di seluruh Amerika, yang kini mencapai lebih dari 142 ribu orang.
Baca Juga: Pakar Amerika Ingatkan Risiko Infeksi Berulang Pandemi Virus Corona, Waduh!
Presiden Amerika Donald Trump, Minggu sore, memperpanjang kebijakan “social distancing” untuk mencegah terus meluasnya perebakan virus corona hingga 30 April mendatang.