Namun di sisi lain, seperti yang dikutip dari Suara Jatim, industri tambang menimbulkan konflik sosial dan dampak lingkungan jangka panjang.
Sejak produksi tambang emas dimulai 2016-2017, beberapa kali terjadi konflik antara warga penolak tambang, perusahaan, dan aparat keamanan penjaga tambang.
Bahkan sejumlah warga penolak tambang dipenjara dengan tuduhan perusakan dan penyebaran paham komunisme. Konflik sosial dan dugaan pelanggaran HAM atas lingkungan yang sehat sedang diinvestigasi Komnas HAM.
Dengan dibangunnya tambang emas tersebut, wilayah resapan air juga berkurang drastis karena kawasan gunung yang dulunya hutan lindung telah tereksploitasi dan tak mungkin bisa direklamasi. Warga juga terancam kehilangan tempat perlindungan dari tsunami karena gunung dan perbukitan telah dan akan dieksploitasi untuk tambang.
Baca Juga: Satu Pemain Persib Positif Corona, Dokter Tim Lakukan Hal Ini
Atas dasar itulah, warga menolak tambang yang hanya menguntungkan kalangan elit dan pengusaha serta merusak ekosistem alam dalam jangka panjang.
Warga memilih mempertahankan ekosistem alam yang manfaatnya dirasakan seumur hidup, daripada tambang yang manfaatnya terbatas oleh waktu dan hanya dirasakan segelintir orang.