Suara.com - Hadirnya pandemi Virus Corona atau COVID-19 di Indonesia secara tidak langsung berdampak kepada para perantau yang mencari nafkah di DKI Jakarta. Mereka yang berprofesi sebagai pekerja informal mau tidak mau merasakan "seret" keuntungan sampai akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.
Sementara di sisi lain, pemerintah menerapkan kebijakan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dengan maksud memutus rantai penyebaran wabah Coronavirus ini. Artinya, pemerintah sangat mengharapkan masyarakat untuk bisa tetap diam di dalam rumah agar terlindungi dari penularan virus.
"Kita tidak tahu apakah dalam perjalanan pulang atau sebelumnya, pemudik itu terpapar Virus Corona dan akhirnya menularkan kepada keluarganya di daerah. Ini kan gawat," kata Ketua Departemen Komunitas Kesehatan DPN PKPI, dr. Dita Eka Sartika dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/3/2020).
"Lebih parah lagi, juga banyak orang yang karena kantor dan sekolahnya diliburkan, mereka justru malahan mudik. Padahal imbauan untuk bekerja dan edukasi di rumah terus disampaikan," sambungnya.
Baca Juga: Kawasaki Putuskan untuk Menunda Peluncuran Ninja ZX-25R
Dita Eka Sartika menuturkan kalau masyarakat Indonesia sejatinya bisa bercermin kepada Italia di mana banyak orang yang melakukan eksodus ke berbagai daerah di negara itu sebelum memutuskan untuk menutup diri atau lockdown. Alhasil, orang-orang tadi menjadi pembawa atau carrier virus ke daerahnya masing-masing. Dan tidak bisa dipungkiri menjadi kontributor nyata terhadap jumlah korban kematian yang besar.
Tak ingin melihat kondisi Italia terjadi di Indonesia, maka ia menilai pemerintah mesti memberikan kebijakan yang tegas dan tepat terkait pelarangan mudik dadakan yang terjadi di tengah pandemi COVID-19, khususnya bagi perantau-perantau di Jakarta dan kota-kota besar lain di Pulau Jawa.
Keadaan di Indonesia dianggapnya sama ketika COVID-19 menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kala itu mereka tengah mempersiapkan Tahun Baru Imlek. Namun dengan ketegasan, Pemerintah China melarang warga Wuhan untuk melakukan tradisi mudik ke kampung halaman.
"Memang berat bagi berbagai pihak tidak bisa pulang kampung, dan bertemu dengan keluarga di saat seperti ini. Tapi jangan membunuh keluarga kita di rumah di daerah dengan mudik dadakan!" tutupnya.
Catatan dari Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi soal Virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119. Jangan lupa, terapkan pula usaha tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing dengan jarak minimal dua meter.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca 28 Maret: Bandung Mengalami Hujan pada Siang Hari