Suara.com - Italia pada hari Kamis (26/3/2020) melaporkan 662 kematian baru akibat virus corona dalam 24 jam, sehingga jumlah total kematian menjadi 8.165, masih yang tertinggi di dunia.
Dilansir dari kantor berita Anadolu, Jumat (27/3/2020), dari data angka terbaru yang disediakan oleh Departemen Perlindungan Sipil Italia, jumlah kasus di negara itu terus bertambah, sementara angka kematian harian sedikit lebih rendah dibanding pada hari Rabu.
Penularan terkonfirmasi naik 8% dari Rabu hingga mencapai 62.013. Jumlah total orang yang pulih atau sembuh mencapai 10.361.
Episentrum wabah Italia tetap menjadi wilayah Lombardy utara, yang menghitung 4.861 korban saja.
Baca Juga: Video Viral Pesan Suster di Italia untuk Sanak Saudara di Maumere NTT
Gubernur Lombardy Attilio Fontana mengatakan pada hari Kamis bahwa ia prihatin dengan fakta bahwa kasus-kasus penularan di wilayah ini terus bertambah.
"Aku khawatir, mungkin kita kehilangan sesuatu," katanya.
Perdana Menteri Giuseppe Conte berpidato di Senat pada Kamis pagi di tengah melonjaknya kritik atas langkah-langkah pemerintah untuk menahan penyebaran virus.
Conte mengatakan bahwa Eropa menghadapi risiko "resesi keras dan parah" setelah pandemi coronavirus dan langkah-langkah luar biasa baru diperlukan untuk menghindari itu.
Dia berjanji bahwa paket ekonomi baru akan disetujui pada bulan April, bernilai lebih dari € 25 miliar ($ 27,5 miliar), mengikuti yang sudah diadopsi pada bulan Maret untuk jumlah yang sama.
Baca Juga: Hampir 7 Ribu Orang Tewas karena Covid-19 di Italia, Peti Mati Menumpuk
Perdana menteri Italia itu juga menyerukan "obligasi pemulihan" Uni Eropa untuk melindungi ekonomi Eropa yang terkena penyebaran virus.
"Eropa akan dapat menghadapi goncangan hanya dengan tindakan luar biasa dan luar biasa," katanya, menjelang pertemuan puncak UE yang akan membahas langkah-langkah darurat untuk mendukung negara-negara yang terkena pandemi.
Setelah pertama kali muncul di Wuhan, China, pada bulan Desember, virus telah menyebar ke setidaknya 175 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di A.S.
Data menunjukkan lebih dari 510.000 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan jumlah kematian di atas 22.900 dan lebih dari 120.000 pemulihan.
Meskipun jumlah kasus meningkat, sebagian besar yang tertular virus hanya menderita gejala ringan sebelum melakukan pemulihan.