Suara.com - Para pemimpin negara dan pemerintahan anggota G20 sepakat akan meningkatkan produksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi pandemi virus corona. Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Presiden Joko Widodo yang mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.
KTT yang dimulai pukul 15.00 waktu Arab Saudi atau pukul 19.00 WIB tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan virus corona.
"Para pemimpin sepakat bagaimana memperlancar dan meningkatkan suplai alat-alat kesehatan, di semua negara, di Italia, Eropa, Inggris, Amerika, Indonesia semua kekurangan alat-alat kesehatan termasuk APD (Alat Pelindung Diri), test kit dan ventilator," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020).
"IMF dan World Bank akan melakukan dukungan resources agar perusahaan-perusahaan yang bisa memproduksi bisa dapat prioritas sehingga suplai dari alat kesehatan dari seluruh dunia bisa ditingkatkan. Indonesia juga punya kesempatan untuk menyuplai seperti APD dan hand sanitizer," tambah Sri Mulyani.
Baca Juga: Pengajian Istighosah di Gresik Dibubarkan Warga, Takut Bawa Virus Corona
Sri Mulyani mengakui bahwa karena pandemi virus corona ini, suplai alat kesehatan mengalami disrupsi dan malah mempersulit penanganan virus corona.
"Indonesia akan mendukung langkah-langkah perusahaan yang memproduksi alkes tersebut. Kita akan identifikasi perusahaan-perusahaannya, kebutuhan bahan baku dan bagaimana mereka dapat meningkatkan produksinya," ungkap Sri Mulyani.
Salah satu negara yang juga bertekad untuk meningkatkan pasokannya adalah China sebagai negara awal yang mengalami virus corona dan saat ini mulai membangun kembali ekonominya termasuk akan mulai kembali memproduksi alat-alat kesehatan.
"RRT (Republik Rakyat Tiongkok) berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi alak kesehatannya dan Indonesia juga akan melakukan peningkatan sehingga memungkinkan terjadinya supply chain sedangkan untuk produk non-kesehatan akan kita lihat trade barrier apa tapi kita sudah melakukan relaksasi moneter dan fiskal dan ini dapat menjadi momentum kerja sama perdagangan dan suplai barang-barang yang penting," jelas Sri Mulyani.
KTT Luar Biasa G20 ini digagas Arab Saudi selaku ketua G20 tahun ini. Ada 20 negara anggota G20, 7 negara undangan, 9 organisasi internasional, dan 2 organisasi regional mengikuti KTT Luar Biasa G20 ini.
Baca Juga: Cerita Perawat Pasien Virus Corona di Banten Susah Cari Kost
Presiden Jokowi dalam KTT virtual tersebut mengajak para pemimpin negara G20 untuk bersama-sama memenangkan dua peperangan yaitu melawan COVID-19 dan melawan pelemahan ekonomi dunia.