Untuk diketahui, metode pengobatan menggunakan plasma dari pasien yang sembuh ini pernah dilakukan selama pandemi flu pada tahun 1918.
Pendekatan ini juga dipakai untuk mengatasi wabah SARS tahun 2002. Pada tahun 2014, plasma penyintas Ebola juga digunakan untuk mengobati pasien yang masih sakit selama epidemi di Afrika Barat.