Pasien 0 Alias Manusia Pertama Positif Corona Ditemukan, Diduga Tentara AS

Rabu, 25 Maret 2020 | 17:55 WIB
Pasien 0 Alias Manusia Pertama Positif Corona Ditemukan, Diduga Tentara AS
Ilustrasi tentara Amerika Serikat. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdebatan antara China dan Amerika mengenai asal terjadinya virus corona memasuki babak baru.

China mendesak agar Amerika merilis hasil kesehatan seorang tentaranya yang datang ke Wuhan pada Oktober 2019 lalu.

Sebab, salah satu tentara AS bernama Maatje Benassi diduga menjadi pasien 0 alias manusia pertama di dunia yang terjangkit virus corona Covid-19. Dia juga diduga menjadi penyebar virus itu saat di Wuhan.

Mengalihbahasakan dari Global Times, netizen dan pakar di China mendesak agar pemerintah Amerika Serikat merilis informasi kesehatan seorang delegasi militer yang pernah datang ke Wuhan.

Baca Juga: Pedagang Masker Kain Raup Rp 500 Ribu per Hari

Tentara tersebut datang ke Wuhan untuk mengikuti Pertandingan Militer Dunia pada Oktober 2019 lalu sebelum virus corona mencuat.

China mendesak pembukaan informasi kesehatan tersebut dan mengungkap apakah dugaan mereka bahwa tentara tersebut membawa virus ke Wuhan benar adanya.

Sebelumnya, George Webb, jurnalis investigasi di Washington DC mengklaim bahwa salah satu atlet militer Amerika bernama Maatje Benassi diduga menjadi pasien nol dari virus yang telah melanda hampir seluruh dunia tersebut.

Webb mengungkapkan penelusurannya tersebut melalui video yang ia rilis dan Twitter-nya bahwa seorang atlet pesepeda dari delegasi militer Amerika adalah pasien nol untuk Covid-19.

Jika melihat dari data di situ web resmi Departemen Pertahanan AS, Maatje Benassi tercantum sebagai salah satu partisipan lomba balap sepeda 50 mil di Wuhan pada 15 Oktober lalu.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bisa Sebabkan Psikosomatik, Begini Cara Mengatasinya

Webb juga menemukan bahwa sebuah laboratorium militer Fort Detrick di Maryland yang menangani organisme penyebab penyakit menular tingkat tinggi seperti Ebola telah ditutup, karena fasilitas dan sistem manajemen yang tidak memenuhi syarat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI