APD China Tertulis Buatan Indonesia, YLKI: Harusnya Waktu Itu Tak Diekspor

Rabu, 25 Maret 2020 | 12:59 WIB
APD China Tertulis Buatan Indonesia, YLKI: Harusnya Waktu Itu Tak Diekspor
Bantuan 40 ribu disposable protective coverall atau setelan baju dan celana pelindung untuk tenaga medis, diterima Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (23/3/2020) pagi. [dokumentasi Pemprov DKI Jakarta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi ikut menanggapi soal temuan kardus Alat Pelindung Diri (APD) yang bertuliskan 'Made in Indonesia' atau dibuat di Indonesia.

Ia mengungkapkan kemungkinan barang itu memang awalnya berasal dari Tanah Air.

Tulus menjelaskan, saat virus corona atau Covid-19 di China mulai merebak, pemerintah disebutnya bisa saja memutuskan menjual APD ke negeri tirai bambu itu. Tujuannya untuk membantu China karena kondisinya membutuhkan APD dalam jumlah banyak.

"Bisa saja terjadi seperti itu. APD itu buatan Indonesia. Saat lagi (corona) booming di Wuhan, Indonesia mengekspor ke China," ujar Tulus saat dihubungi, Rabu (25/3/2020).

Baca Juga: Skenario Anies Hadapi Pasien Corona Jika Sudah Tembus 8 Ribu Orang

Bantuan 40 ribu disposable protective coverall atau setelan baju dan celana pelindung untuk tenaga medis, diterima Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (23/3/2020) pagi. [dokumentasi Pemprov DKI Jakarta]
Bantuan 40 ribu disposable protective coverall atau setelan baju dan celana pelindung untuk tenaga medis, diterima Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Senin (23/3/2020) pagi. [dokumentasi Pemprov DKI Jakarta]

Namun, dia mengatakan, sekarang kondisinya terbalik. China yang kondisinya sudah lebih kondusif akhirnya tidak menggunakan semua APD dari Indonesia.

Karena Indonesia lebih membutuhkannya untuk sekarang, China mengembalikan atau menjual balik ke Indonesia.

"Mereka sekarang sudah reda dan kebalikan Indonesia lagi booming. (APD) dikembalikan/dijual kembali Indonesia," katanya.

Jika memang benar, Tulus lantas menyesali tindakan Indonesia itu.

Menurutnya, pemerintah harus bisa membaca situasi sebelum mengirimkan bantuan alat medis.

Baca Juga: Heboh Perawat Diusir di Jakarta, IDI: Pemerintah Harus Tanggung Jawab!

Meski saat itu belum merebak seperti sekarang, Indonesia disebutnya memiliki potensi tinggi dimasuki virus corona. Alat medis yang dikirim harusnya disimpan untuk persiapan Indonesia menghadapi wabah ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI