Bahas Penanganan Covid-19, Jokowi Ikut KTT Luar Biasa Virtual G20 Besok

Rabu, 25 Maret 2020 | 12:03 WIB
Bahas Penanganan Covid-19, Jokowi Ikut KTT Luar Biasa Virtual G20 Besok
Presiden Joko Widodo tiba untuk menyampaikan keterangan pers terkait penangangan COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara dengan perekonomian terbesar dunia yang tergabung dalam G20 akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa secara virtual di tengah pandemik virus corona. KTT Luar Biasa tersebut akan membahas penanganan COVID-19.

Berdasarkan keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Kepala Negara Arab Saudi Raja Salman sebagai Presidensi G20 tahun 2020 akan memimpin KTT yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2020 pukul 19.00 malam.

Dari pertemuan tersebut diharapkan para Kepala Negara G20 dapat menghasilkan suatu Pernyataan Bersama terkait COVID-19.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berdiskusi secara online dengan para pemimpin negara anggota G20 dan organisasi internasional terkait, diantaranya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia dan Lembaga Moneter Internasional (IMF).

Baca Juga: Ini Deretan Sinetron yang Berhenti Syuting Akibat Corona

"Dengan tujuan untuk membahas tidak saja penanganan krisis pandemik, tetapi juga dampak ekonomi dan sosial yang berpengaruh pada global supply chain," bunyi keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang didapat Suara.com, Rabu (25/3/2020).

Kemenlu menyatakan, IMF memperkirakan bahwa dampak COVID-19 berpotensi seburuk krisis ekonomi global pada tahun 2008.

Untuk itu, pertemuan G20 kali ini sangat dinanti-nanti dunia guna mendukung stabilitas keuangan dan perekonomian dunia.

Jokowi akan berpartisipasi dalam KTT G20 tersebut untuk mendorong solidaritas global yang memerlukan aksi bersama dan terkoordinasi, seperti kepentingan untuk kebutuhan akses dan keterjangkauan peralatan kesehatan dan vaksin.

"Bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya, dukungan pendanaan dalam mekanisme bilateral, regional ataupun multilateral secara global perlu didukung dengan peningkatan kerja sama internasional dalam memerangi COVID-19 dan segala dampak ekonomi dan sosialnya. Aspek perdagangan internasional dan kerja sama internasional juga menjadi pokok bahasan utama guna menjamin kelancaran arus barang dan jasa, serta penguatan upaya global dalam merespon COVID-19," tulis pihak Kemenlu dalam pernyataannya.

Baca Juga: Geger Hantavirus di China, Begini Asal Muasal, Gejala, dan Cara Menularnya

Sebelum diselenggarakannya KTT G20 Luar Biasa Virtual, G20 telah melaksanakan pertemuan virtual Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 pada 23 Maret 2020, serta pertemuan Sherpa G20 pada 25 Maret 2020.

Pada pertemuan virtual para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, telah dibahas paket stimulus dalam kerangka COVID-19. Di samping itu, organisasi internasional seperti Bank Dunia dan IMF juga sepakat untuk mengeluarkan bantuan pendanaan guna meredam dampak pandemik COVID-19 terhadap perekonomian global.

Dalam pertemuan Sherpa G20, Indonesia telah menyampaikan perlunya G20 untuk fokus mendukung negara berkembang dan _Least Developed Countries_ (LDCs) sebagai pihak yang diperkirakan paling rentan terhadap dampak pandemi COVID-19.

G20 yang dibentuk tahun 1999 merupakan forum utama kerja sama ekonomi internasional yang memiliki posisi strategis yang secara kolektif mewakili 85 persen GDP dunia, 75 persen perdagangan global dan 2/3 penduduk dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI