Umumkan Lockdown, Perdana Menteri India Ibaratkan Epik Ramayana

Rabu, 25 Maret 2020 | 10:35 WIB
Umumkan Lockdown, Perdana Menteri India Ibaratkan Epik Ramayana
Perdana Menteri India, Narendra Modi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lewat pidato yang dipancarluaskan pelbagai stasiun TV secara nasional, Perdana Menteri India, Narendra Modi menyatakan bahwa India akan menerapkan lockdown atau kuncitara alias kunci sementara mencegah penyebaran Novel Coronavirus yang menyebabkan Coronavirus Disease atau COVID-19. Aturan berlaku mulai hari ini, Rabu (25/3/2020). Demikian dikutip dari Association Press.

Perdana Menteri Narendra Modi juga memberikan peringatan, dalam masa lockdown warga diharapkan untuk tetap berada di dalam rumah. Tindakan berada di kawasan publik akan memperbesar potensi virus itu terbawa ke permukiman masing-masing. Dan negara sudah menyiapkan dana sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendukung sektor kesehatan dalam memerangi pandemi ini.

"Untuk menyelamatkan India sebagai negara dan setiap warga negaranya, warga dilarang bepergian dalam kondisi apapun," jelas Narendra Modi.

Suasana di kawasan Rajpath, India yang sepi usai pemerintah setempat memberlakukan lockdown atau karantina akibat wabah virus corona yang telah menjangkiti 300 lebih warganya. (Foto: AFP/Xavier Galiana)
Rashtrapati Bhavan, pusat pemerintahan India, di kawasan Rajpath yang sepi usai pemerintah setempat memberlakukan lockdown atau karantina akibat wabah virus corona yang telah menjangkiti 300 lebih warganya [AFP/Xavier Galiana].

Ia menambahkan bahwa keputusan lockdown selama 21 satu hari adalah sangat berat sekaligus memberikan pukulan keras bagi sektor perekonomian nasional. Namun bila tidak dilakukan, negara bakal mundur 21 tahun.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Alasan COVID-19 saat Ditilang, MG ZS Meluncur

Dengan pengumuman lockdown India, artinya seperlima bagian dunia telah melakukan aksi kuncitara. Termasuk di antara negara-negara itu adalah Italia, Spanyol, Britania Raya, Belanda, serta Malaysia. Sementara China yang menjadi episentrum pertama, tepatnya Kota Wuhan, kini mulai membuka status lockdown.

Pengumuman lockdown India ini tentu saja memicu kepanikan dan seperti terjadi di pelbagai negara, terjadi panic buying dan berbuntut pembubaran oleh pihak berwajib.

Hingga saat ini, departemen kesehatan India melaporkan 469 kasus aktif COVID-19, dan 10 kematian. Pejabat berulang kali bersikeras tidak terdapat bukti penyebaran lokal dan telah melakukan tes. Namun di negara dengan puluhan juta warga tinggal di kawasan perkotaan padat dan sediaan air bersih tidak teratur, para ahli mengatakan penyebaran lokal tidak bakal terhindarkan.

Sementara kasus infeksi COVID-19 di India, secara resmi disebutkan hanya ada tiga, semuanya adalah pelajar yang berada di Kota Wuhan. Seluruhnya menjalani perawatan di kota asal mereka, di negara bagian Kerala, India, serta kini dinyatakan pulih.

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan COVID-19 adalah pandemi global, pemerintah India mengambil langkah untuk mengatasinya, dan Narendra Modi menyatakan, "Karena berpotensi untuk menyebar dengan sangat cepat, kami akan bertindak."

Baca Juga: Donald Trump Beri Lampu Hijau Pabrikan Otomotif Amerika Produksi Alkes

Dalam beberapa hari terakhir, India secara bertahap menyerukan imbauan tetap tinggal di rumah, melarang penerbangan internasional dan domestik, serta menangguhkan layanan penumpang di seluruh jaringan kereta api sampai 31 Maret 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI