FSGI Usul Anggaran Ratusan Miliar UN Dialihkan untuk Penanganan Corona

Selasa, 24 Maret 2020 | 15:04 WIB
FSGI Usul Anggaran Ratusan Miliar UN Dialihkan untuk Penanganan Corona
Rumah sakit Cremona telah berubah menjadi "rumah sakit virus corona". Mereka sekarang hanya merawat pasien yang terinfeksi virus corona - sekitar 600 orang. [Paolo Miranda/BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendukung kebijakan pemerintah yang meniadakan Ujian Nasional atau UN tingkat SD hingga SMA tahun 2020 untuk mencegah penyebaran virus terbaru, Covid-19. Keputusan pemerintah itu dinilai sebuah langkah strategis di waktu dan kondisi yang tepat di tengah merebaknya pandemi wabah corona.

"Pilihan yang baik demi kesehatan, keselamatan para siswa dan guru, serta mencegah penyebaran Covid-19," kata Satriwan Salim, Wakil Sekjen FSGI dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, Selasa (24/3/2020).

Selain itu, lanjut Satriawan, UN sudah tak relevan dalam pengembangan pendidikan. Apalagi di tingkat SMA, UN dianggap tak bermanfaat secara praktis untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, perguruan tinggi.

Sebab untuk masuk ke perguruan tinggi bukan dengan nilai hasil UN, melainkan melalui undangan (Nilai Raport) dan Tes UTBK.

Baca Juga: Risiko Tularkan Virus Corona Covid-19, Hindari Hubungan Seks "Bohemian"

Begitu pula dengan kedudukan, tujuan, dan fungsi UN untuk tingkat SD-SMP juga tak terlalu relevan lagi. Sebab masuk SMP dan SMA saat ini melalui mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi, yang memiliki 3 jalur; Jarak rumah (zona); Prestasi Siswa (Akademik, non akademik); dan Perpindahan orang tua termasuk afirmasi.

Jadi meski ada jalur prestasi dalam PPDB, tetapi prestasi yang dimaksud tak hanya dilihat dari nilai UN, melainkan bisa juga dilihat dari prestasi nilai raport. Kemudian nilai ujian sekolah dan prestasi non-akademik lainnya seperti juara vokal, menggambar, mendongeng, debat, olahraga, seni musik dan lainnya.

"Artinya Nilai UN bukan lagi satu-satunya parameter prestasi siswa," ujarnya.

Menurut dia, khusus untuk SMA, ditiadakannya UN 2020 ini justru sangat bermanfaat. Sebab energi siswa, guru, dan orang tua akan lebih fokus kepada persiapan Tes UTBK atau Seleksi Mandiri PTN. Para siswa akan fokus belajar menyiapkan itu semua.

Dia menekankan jangan sampai UN 2020 ditiadakan, tetapi pemerintah tetap membuat penilaian Ujian Sekolah Online (Daring). Sebab jika begitu sama saja akan mempersulit siswa, guru, dan orang tua dari aspek persiapan teknis.

Baca Juga: Ditto Percussion Curhat Bisnis Kopinya Rugi Gara-gara Virus Corona

Kesiapan SDM Guru dan tenaga teknis lain; kesiapan infrastruktur; mengingat Indonesia sangat luas dengan geografis yang unik. Apalagi di tengah kondisi bencana nasional seperti sekarang.

Dia menyarankan, anggaran pelaksanaan UNBK ratusan milyar karena UN 2020 ditiadakan bisa dialokasikan untuk membantu penanganan penyebaran Covid-19.

"Ini lebih bermanfaat, ketimbang dana dipakai untuk pelaksanaan UN yang juga tak ada manfaatnya lagi bagi anak-anak kita," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI