8 Jawaban atas Pertanyaan soal Virus Corona yang Sering Diajukan

Selasa, 24 Maret 2020 | 10:01 WIB
8 Jawaban atas Pertanyaan soal Virus Corona yang Sering Diajukan
Pasien Covid-19 sulit dapat kamar di RS rujukan pemerintah. (Suara.com/Iqbal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pencarian informasi seputar wabah virus corona jenis baru alias COVID-19 ternyata menjadi pemuncak peringkat di mesin pencari Google.

DW Indonesia--jaringan Suara.com--juga mendapatkan banyak pertanyaan seputar topik tersebut via sosial media. Berikut daftar pertanyaan serta jawabannya seperti dirangkum DW Indonesia,

1. Dari mana asalnya?

Pertanyaan paling sering dilontarkan saat ini adalah, dari mana asalnya virus corona ini? Banyak ilmuwan yang meyakini teori, virusnya berasal dari kelelawar.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, ASN Dispora Padang Wajib Push Up Dua Jam Sekali

Tapi, anggapan ini bersama dengan teori sumber patogen lainnya, sebelum virus menular ke manusia, masih perlu konfirmasi lebih akurat lagi.

Yang sudah dipastikan adalah, COVID-19 adalah penyakit zoonosis, yakni ditularkan dari hewan ke manusia. Pada tubuh inang hewan, virus mengalami rangkaian mutasi genetik, hingga mampu menginfeksi manusia dan berkembang biak dalam tubuh manusia.

Jurnal ilimiah Nature pada bulan Februari lalu mempublikasikan hasil penelitian, yang menunjukkan virus corona jenis baru yang menginfeksi manusia, hingga 96 persen indentik dengan genom virus corona pada kelelawar.

Riset ini membantah teori konspirasi yang menyebut virus corona itu produk rekayasa laboratorium.

Ada bukti kuat, bahwa SARS-Cov-2 melakukan lompatan dari binatang ke manusia untuk pertama kalinya di kota Wuhan, ibukota provinsi Hubei di Cina tengah.

Baca Juga: Bantu Perangi Corona, Muncul Usulan Potong Gaji Anggota DPR

2. Apakah saya bisa mati akibat COVID-19?

Pertanyaan ini tidak bisa dijawab hitam putih, ya atau tidak! Sama halnya seperti kematian akibat flu atau kecelakaan mobil yang tidak bisa diprediksi awal.

Ilmuwan hanya bisa menyebutkan “probabilitas“. Ini juga hal yang sangat tidak mudah dalam kasus COVID-19, karena akan menyangkut statistikyang rumit.

Pakar matematika sekaligus pakar epidemiologi Adam Kucharski dari London School of Hygiene and Tropical Medicine membuat kalkulasi, bahwa tingkat fatalitas virus corona antara 0,5 hingga 2 persen. Artinya satu hingga dua kasus kematian dari 100 orang yang terinfeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI