"Pada masyarakat paling sulit adalah bagaimana membangun paradigma, paradigama masyarakat untuk tidak berkumpul, mengadakan kegiatan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan masa, kita hindarkan," ujarnya.
Lebih lanjut Edi menekankan anggaran sebesar Rp 11 miliar untuk penanganan sekaligus membasmi penyebaran Covid-19 yang dipersiapkan itu benar-benar tepat sasaran.
"Kita lihat alat pelindung diri kita hari ini memang tidak ada, tapi jangan kita berkecil hati seperti di Sulawesi Utara tadi langsung order ke Tiongkok," katanya lagi.
Selanjutnya persoalan beras di Bulog, Edi mengklaim posisinya aman sampai jangka waktu 4-5 bulan kedepan, akan tetapi memang, harus ada upaya-upaya sehingga masyarakat tidak terlalu panik.
Baca Juga: Penanganan Virus Corona, Ilmuwan Dunia Sebut Indonesia Mengkhawatirkan
"Jadi silakan kita waspada, silahkan kita tertitib jangan sampai, mohon maaf kita seperti Itali yang tidak tertib, sudah 5.000 orang yang meninggal dunia," ungkapnya.
Edi menegaskan jika memang dibutuhkan anggaran yang sifatnya emergency maka pihaknya akan siap untuk memfokuskan pada wabah penyikt virus corona tersebut.
"Termasuk kita minta pintu pintu masuk ke Jambi betul-betul dicermati dengan baik, Pelabuhan Roro sudah ditutup, kemudian pesawat sudah sangat detail dan protektif tetapi kita takutkan bus-bus," katanya.
Untuk itu Edi mendesak Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi juga harus cepat tanggap terkait kedatangan bus bus sehingga Orang Dalam Pengawasan (ODP) semakin banyak yang akan diketahui.
"Isolasi harus ditambah, kan rumah sakit umum baru 6, rumah sakit polisi baru 7 yang lainnya kurang lebih baru sekitar 25 ruang isolasi yang kita punya," katanya.
Baca Juga: Pasangan WNA di Bali Positif Corona, Dirawat di Ruang Isolasi BRSU Tabanan
Menurut Edi, khusus ruang isolasi penanganan Covid-19 itu disiapkan minimal 100 sampai dengan 150 ruangan.