Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pengunaan frasa physical distancing yang artinya menjaga jarak fisik ketimbang social distancing yakni menjaga jarak sosial.
Seprti dikutip Antara dari Reuters, WHO mengubah frasa untuk merekomendasikan jarak fisik ketimbang jarak sosial buat mendorong masyarakat supaya tetap terhubung melalui media sosial.
Menurut WHO, gagasan itu untuk menjernihkan pemahaman perintah untuk tetap di rumah selama wabah virus Corona alias Covid-19.
Saat ini, imbuh WHO, bukan soal memutuskan kontak dengan teman dan keluarga, tapi menjaga jarak untuk memastikan penyakit tak menyebar.
Baca Juga: KRL Sesak Penumpang, Warganet: Gimana Mau Social Distancing?
Karena itu, WHO menjelaskan langkah menjaga jarak fisik dan mengkarantina diri bila sakit memang baik untuk menahan penyebaran Covid-19, namun bukan berarti membuat orang-orang terisolasi secara sosial.
Masyarakat tetap perlu melakukan interaksi social, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi dan menggunakan media sosial.
Apa itu social distancing?
Selama pandemi corona ini, istilah social distancing menjadi begitu populer. Social distancing atau jarak sosial mengacu pada tindakan yang diambil untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular.
Untuk seorang individu, ini mengacu pada menjaga jarak 6 kaki atau lebih antara Anda dan orang lain untuk menghindari infeksi atau menulari orang lain, demikian dilansir dari Health.harvard.edu.
Baca Juga: Aksi Kreatif Warga +62, Social Distancing Naik Lift Dibikin Parodi Kocak
Penutupan sekolah, arahan untuk bekerja dari rumah, penutupan perpustakaan, dan membatalkan pertemuan dan acara yang lebih besar membantu menegakkan social distancing di tingkat masyarakat.