Pendeta di Batam Meninggal Terkena Corona, Puluhan Jemaat Jalani Karantina

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 23 Maret 2020 | 07:32 WIB
Pendeta di Batam Meninggal Terkena Corona, Puluhan Jemaat Jalani Karantina
Bus Trans Batam dikerahkan untuk evakuasi puluhan orang jemaat GPIB Sagulung untuk menjalani pemantauan karena sempat close contact dengan Pdt Sintiche. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pendeta perempuan berinisial S berusia 51 tahun yang sempat diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam Kepulauan Riau (Kepri) meninggal dunia karena Virus Corona atau Covid-19.

Pendeta S diketahui merupakan kasus pertama positif Virus Corona di Kepri, sekaligus pasien pertama yang meninggal pada Minggu (22/3/2020) sekira pukul 19.30 WIB. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi.

"Iya benar," ujarnya kepada Batamnews-jaringan Suara.com seperti dilansir pada Minggu (22/3/2020) malam.

Diketahui Pendeta S merupakan Ketua Majelis Jemaat GPIB Bahtera Hayat, Batam. Dari pelacakan yang dilakukan tim penanganan corona sebelumnya, Pendeta S sempat menghadiri seminar GPIB se-Indonesia di Aston Hotel Bogor. Dalam seminar itu dihadiri perwakilan gereja dari beberapa daerah di Indonesia pada 25-28 Februari 2020.

Baca Juga: Bupati Banyumas Sebut 2 Warganya Positif Corona, Satu Meninggal di Jakarta

Selain itu beberapa peserta seminar, dari Jakarta dan seorang dari Lampung sebelumnya sudah meninggal setelah dinyatakan positif Corona. Dikabarkan juga banyak dari tamu yang hadir acara itu diisolasi dan dirawat saat ini karena positif Corona.

Pendeta S juga disebut melakukan perjalanan di Jakarta dan Yogyakarta, sebelum kembali ke Batam pada 4 Maret 2020. Sebelum pulang ke Batam tersebut, ia sempat melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Ia berangkat sebelumnya tanggal 21 Februari 2020 ke Jakarta.

“Setiba di Batam, lalu pada tanggal 5 maret, pasien mengeluhkan sakit demam, batuk berdahak,” kata Wali Kota Batam Rudi, memberi penjelasan dalam konferensi pers pada Kamis (19/3/2020) lalu.

Setelah itu, pasien berobat ke Puskesmas di dekat rumahnya. Sempat membaik pada tanggal 7 Maret 2020, lalu memburuk pada 10 Maret. Ia kembali berobat ke Puskesmas dekat rumahnya, dan akhirnya dirujuk ke RSUD Embung Fatimah.

“Setelah dirawat, lalu tanggal 13 Maret diperbolehkan pulang ke rumah,” jelas Rudi.

Baca Juga: Beredar Video Petugas Medis Evakuasi Penumpang Bus Meninggal, Ini Faktanya

Namun esok harinya pada tanggal 14 Maret 2020 pasien tersebut datang kembali ke RSUD Embung Fatimah mengeluhkan demam, batuk berdahak dan sesak nafas, kondisinya makin parah. Sejak itu ia dirawat di RSUD sebagai pasien dalam pengawasan. Pasien tersebut dikonfirmasi positif Kamis (19/3/2020), hingga akhirnya dikabarkan meninggal pada minggu malam.

Selain itu, puluhan jemaat GPIB Bahtera Hayat, Sagulung yang sempat melakukan kontak langsung dengan Pendeta S saat dirawat di RS Graha Hermin dilokalisasi petugas. Sebanyak 20 orang dievakuasi ke Rusunawa Tanjunguncang untuk menjalani evakuasi. Sementara 25 orang lainnya meminta menjalani karantina di rumah.

Dengan demikian, 45 orang warga tersebut berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Mereka akan dipantau kondisinya karena berisiko tertular lewat kontak langsung tersebut.

Berdasarkan data intelkam Polresta Barelang, evakuasi menggunakan bus Trans Batam BP 7058 EU. Disebutkan dalam informasi resmi yang diterima Batamnews.co.id, Ada 25 orang yang tidak bersedia dilakukan karantina karena memiliki anak kecil dan memutuskan karantina di rumah masing-masing yang berlokasi di sekitar gereja GPIB Bahtera Hayat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI