WHO: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara, Awas Keselamatan Staf Medis!

Dany Garjito Suara.Com
Minggu, 22 Maret 2020 | 14:04 WIB
WHO: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara, Awas Keselamatan Staf Medis!
Situasi penanganan virus corona di salah satu rumah sakti di Italia, dokter mengenakan alat pelindung diri lengkap dan masker. (PIERO CRUCIATTI / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempertimbangkan pencegahan penularan lewat udara bagi tenaga kesehatan. Hal tersebut menjadi pertimbangan WHO pasca sebuah penelitian mengungkapkan bahwa virus corona bisa bertahan di udara dalam kondisi tertentu.

"Saat tenaga kesehatan melakukan prosedur medis, ada kemungkinan partikel virus bisa bertahan sedikit lebih lama di udara, atau yang kami sebut aerosolize," kata Dr. Maria Van Kerkhove, Kepala Unit Penanganan Penyakit Darurat dari WHO menjelaskan, seperti dikutip dari CNBC.

"Tenaga kesehatan harus memiliki protokol pencegahan penularan virus melalui udara," kata Maria melanjutkan.

WHO mengatakan bahwa penyakit pernapasan menular dari manusia ke manusia melalui bersin dan batuk, termasuk juga dari bakteri yang menempel di benda mati. Nah, sementara virus corona berpotensi menular lewat udara, bertahan lebih lama di ruangan tergantung suhu dan kelembaban.

Baca Juga: Ini Gambaran Wisma Atlet Kemayoran Usai Resmi Jadi RS Darurat Corona

Dr. Maria Van Kerkhove fokus pada penelitian yang menunjukkan kondisi lingkungan di berbagai negara yang mampu membuat COVID-19 bisa bertahan hidup lebih lama. Para ilmuwan meneliti hubungan antara tingkat kelembabab, temperatur, dan sinar UV terhadap daya tahan virus penyakit bisa hidup di permukaan yang berbeda-beda.

Situasi penanganan virus corona di salah satu rumah sakti di Italia, dokter mengenakan alat pelindung diri lengkap dan masker. (PIERO CRUCIATTI / AFP)
Situasi penanganan virus corona di salah satu rumah sakti di Italia, dokter mengenakan alat pelindung diri lengkap dan masker. (PIERO CRUCIATTI / AFP)

Penelitian tersebut bertujuan agar WHO mendapatkan petunjuk atau rekomendasi yang tepat guna.

"Sejauh ini, kami yakin kebijakan WHO yang didasari pada rekomendasi kami sudah tepat," kata Kerkhove menjelaskan.

Salah satu rekomendasi yang diterapkan adalah petugas kesehatan menggunakan masker N95 karena tipe masker tersebut dapat menyaring 95% partikel cair atau partikel virus yang bertahan di udara.

"Di fasilitas-fasilitas kesehatan dikelola, kami memastikan petugas kesehatan menggunakan standar pencegahan penularan," kata Kerkhove melanjutkan.

Baca Juga: Kota Bekasi Jadi Zona Merah Virus Corona

Jubir Virus Corona: Mutasi Berubah, Covid-19 Berpotensi Menular Lewat Udara

Juru bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengklaim kekinian virus corona Covid-19 berpotensi menular lewat udara (airborne). Pasalnya, Covid-19 mengalami perubahan pola mutasi semenjak ditemukan.

Juru bicara pemerintah Indonesia khusus penanganan virus corona (COVID-19), Achmad Yurianto dalam video di kanal Youtube Deddy Corbuzier (Screenshot YouTube Deddy Corbuzier)
Juru bicara pemerintah Indonesia khusus penanganan virus corona (COVID-19), Achmad Yurianto dalam video di kanal Youtube Deddy Corbuzier (Screenshot YouTube Deddy Corbuzier)

Yurianto mengatakan, Covid-19 serupa dengan virus penyebab SARS dan MERS, namun potensi penyebaranya dari orang ke orang lebih masif. Terlebih, habitat asli Covid-19 berasal dari binatang.

Pernyataan tersebut disampaikan Yunarto dalam video unggahan kanal YouTube Deddy Corbuzier.

"Covid-19 mengalami mutasi dan bisa memiliki reseptor pada manusia. Lalu dari manusia bisa menular ke manusia lain. Untuk MERS seperti itu, tapi penularannya tidak semudah sekarang," ucap Yunarto seperti dikutip Suara.com, Kamis (19/3).

Mendengar pernyatan tersebut, Deddy lantas bertanya: Saya baca coronavirus is plausible airborne atau bisa jadi ini airborne tapi belum diketahui. Apa benar Pak?

Yunarto mengatakan, Covid-19 memiliki ukuran yang besar dan bisa saja menular lewat udara karena perubahan karakteristik.

Mulanya, saat ditemukan di Wuhan China, mutasi virus tersebut terkesan lambat namun kekinian menjadi cepat.

"Kalau kita lihat mutasinya, ada kemungkinan (Covid-19) berubah menjadi airborne disease," tambahnya. Bahkan tak menunjukkan gejala sehingga sulit dikenali.

Deddy lantas menegaskan pertanyaannya, "Artinya apakah virus itu yang tadinya menular lewat droplet berubah menjadi airborne?".

Yunarto secara gamblang menimpali, "Bisa".

Mendapat pernyatan tersebut Deddy tercengang. Sementara Yunarto menegaskan bahwa Covid-19 memiliki karakter tidak stabil yang  bisa menyerang kapan saja.

"Virus itu kan makhluk yang paling tidak stabil. Sehingga ada kemungkinan seperti itu," kata Yurianto, memungkasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI