"Semua ini konyol," kata Sears.
Tapi ada hal baik yang dia alami selama imbauan ini berlangsung. Para mahasiswa di Universitas California pulang ke rumah mereka masing-masing, dan ia bisa tidur nyenyak.
Sementara itu di San Fransisco, tunawisma bernama Terry Arkins mengatakan, terakhir kali ia bisa tertidur nyenyak adalah di dalam kamar motel yang harus ia bayar sebesar 69 Dolar Amerika.
Atkins yang tinggal di sebuah stasiun mengaku telah mendengar kabar soal virus corona dari seorang pekerja konstruksi. Namun, ia tak mengetahui tentang imbauan pemerintah untuk tinggal di rumah.
Baca Juga: Undang 20 Influencer, BNPB Diskusi soal Covid-19
"Aku percaya bisa membantu orang-orang dan menjaga kebersihan. Virus itu muncul sebab kuman yang kotor," kata Atkins sambil menunjukkan bahwa sampah di sekitar stasiun sudah mulai perlu dibersihkan.
Di belahan dunia lain, seorang tunawisma Australia mengatakan pada ABC Australia bahwa dia merasa lebih nyaman untuk tetap tinggal di semak-semak.
Pria yang tak ingin disebutkan namanya tersebut tinggal di sebuah tenda di tepi sungai bersama rekan dan dua anjingnya.
"Mereka di luar sana yang menjadi masalah. Selama tidak ada yang datang ke sini kita akan baik-baik saja," katanya sambil menghisap rokok yang ia sebut sebagai 'obat'.
Baca Juga: Refleksi Demokrasi di Indonesia