Kesaksian Jurnalis Indonesia di Italia yang Lockdown karena Virus Corona

Jum'at, 20 Maret 2020 | 21:47 WIB
Kesaksian Jurnalis Indonesia di Italia yang Lockdown karena Virus Corona
Jurnalis lepas anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Rieska Wulandari, membagikan pengalamannya meliput situasi di Kota Milan, Italia yang kekinian masih lockdown. [WhatsApp/Rieska Wulandari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah lebih dari sepekan Italia memberlakukan penguncian wilayah alias lockdown nasional, untuk mengakhiri penyebaran wabah virus corona Covid-19.

Pergerakan warga dibatasi, semua toko tutup kecuali apotek dan tempat persediaan makanan, ruang-ruang  publik, sekolah ditutup. Penerbangan dari dalam dan ke luar negeri juga ditutup.

Bagaimana kondisi kekinian di Italia?

Baca Juga: Wawancara Eksklusif: Cerita Warga Italia saat Lockdown (Part 1)

Jurnalis lepas anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Rieska Wulandari, membagikan pengalamannya meliput situasi di Kota Milan, Italia yang kekinian masih lockdown.

Dia mengatakan, tantangan meliput wabah corona di tengah kondisi negara lockdown cukup sulit.

Seperti halnya di Indonesia, kabar bohong juga banyak beredar sehinga harus ketat dalam memverifikasi informasi dan data.

"Peliputan dalam zona wabah itu seperti meliput sebuah perang, karena informasi di sana simpangsiur, banyak hoaks," kata Rieska dalam diskusi online bertajuk Tantangan Meliput Covid-19 di Italia yang digelar AJI Jakarta, Jumat (20/3/2020) malam.

Dia memaparkan, dalam beberapa hari terakhir, Kementerian Kesehatan Italia telah membersihkan ribuan berita palsu.

Baca Juga: Angka Kematian Pasien Corona Italia Melonjak, 3 Pemain Juventus Nekat Mudik

Tak cuma warga, bahkan media juga banyak yang terkecoh, tertipu dengan informasi palsu yang beredar.

Maka dari itu, setiap informasi harus diverifikasi secara ketat. Narasumber pastikan dari pihak yang berkewenangan seperti instansi terkait.

"Tetapi itu tidak cukup karena beberapa negara seperti kita tahu punya kecendrungan tidak transparan, terutama apabila data ini bisa merontokan situasi ekonomi, situasi politik ditunggangi. Jadi salah satu upaya yang paling penting selain dapat data official adalah data pembanding agar kita bisa mengontrol," ujarnya.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah jurnalis harus selalu perlengkapan yang safety saat di lapangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penularan. Dia menuturkan, kasus Covid-19 terus melonjak setiap harinya.

"Sekarang di Milan eskalasinya (kasus Covid-19) semakin naik, dalam minggu-minggu ini situasinya bisa berbeda sekali. Kemarin saya keluar masih tanpa masker, sekarang saya sendiri merasa tidak nyaman kalau tidak pakai masker," tutur dia.

"Kemudian terlihat sekali meski sudah dilakukan lockdown, grafik masih terus naik. Artinya memang ketika kita mengurangi aktivitas pun, virus ini masif sekali sebarannya. Jadi memang kalau tidak bersama-sama enggak tahu kapan ini selesainya. Jadi betul-betul harus ada kesadaran masing-masing".

REKOMENDASI

TERKINI