China Klaim Tidak Ada Kasus Baru Penularan Domestik Covid-19 di Negerinya

Jum'at, 20 Maret 2020 | 20:36 WIB
China Klaim Tidak Ada Kasus Baru Penularan Domestik Covid-19 di Negerinya
Update pandemi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Kesehatan Nasional China mengklaim tak ada kasus baru penularan domestik virus corona atau Covid-19 sejak wabah ini merebak pada Desember 2019.

Sebanyak 34 kasus baru yang terkonfirmasi pada Rabu (18/3/2020), disebut merupakan orang-orang yang terinfeksi di luar negeri atau yang dikategorikan sebagai imported cases (kasus yang dibawa dari luar). Begitu pula dengan Wuhan, kekinian juga tidak ada kasus baru.

Dilaporkan, jumlah pasien positif yang meninggal dunia di China mencapai 3.245 jiwa, meskipun data itu masih dipertanyakan.

China bukan satu-satunya negara di Asia yang mengalami kondisi tersebut. Korea Selatan dan Singapura dilaporkan juga menghadapi gelombang virus corona kedua, di mana orang-orang dari luar negeri membawa virus tersebut.

Baca Juga: Antisipasi Penularan Virus Corona, Pemain PSIS Divaksin

Singapura mengonfirmasi adanya 47 kasus baru. Sebanyak 33 di antaranya adalah kasus impor, di mana 30 dari mereka merupakan warga Singapura yang pulang dari luar negeri.

Sedangkan Korea Selatan melaporkan lonjakan 152 kasus pada Kamis (19/3). Namun, tidak diketahui berapa di antaranya yang merupakan kasus impor. Sebuah klaster baru berpusat di sebuah panti jompo di Daegu, di mana 74 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.

Sementara itu, Jepang melaporkan tiga kasus baru pada Rabu (18/3). Meski demikian, Hokkaido, wilayah yang paling terdampak dengan 154 kasus, akan menghentikan status darurat yang sudah diterapkan sejak akhir Februari. Pihak berwenang mengatakan bahwa penyebaran virus terlihat mulai berakhir.

Para pejabat Jepang meminta publik untuk tetap berhati-hati dan tinggal di rumah. Namun, pada saat bersamaan, mereka juga mengatakan bahwa tidak ada lonjakan pasien yang terinfeksi.

"Kami telah mengambil langkah-langkah tegas untuk mencegah warga keluar. Tetapi mulai sekarang, kami akan bergerak ke tahap mengurangi risiko penyebaran infeksi, sambil mempertahankan kegiatan sosial dan ekonomi," kata Gubernur Naomichi Suzuki, seperti diberitakan BBC --jaringan Suara.com-- pada Rabu.

Baca Juga: Jika Lockdown Diterapkan, Ini 6 Sektor yang Paling Terkena Dampak

Empat negara tersebut dianggap menunjukkan keberhasilan mengendalikan kasus-kasus domestik. Namun, ada kekhawatiran bahwa peningkatan di tempat lain dapat menghambat kemajuan mereka.

Banyak negara lainnya di Asia kini menghadapi tantangan besar untuk memperlambat penyebaran virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan beberapa negara perlu melakukan tindakan agresif.

Sampai sejauh ini, Malaysia, Sri Lanka dan Filipina, merupakan negara-negara yang menerapkan penutupan pembatasan dengan ketat. Sementara, kasus di kawasan Asia Selatan dilaporkan masih di bawah 500, tetapi ada ketakutan adanya lonjakan yang bakal membuat sistem kesehatan di sana kelabakan.

Secara global, saat ini tercatat sudah ada lebih dari 200.000 kasus dengan lebih dari 8.000 kematian yang sudah dipastikan. Beberapa negara dan wilayah yang telah berhasil mengendalikan virus atau memperlambat penyebarannya, seperti Korea Selatan, Hong Kong dan Taiwan, mengalami peningkatan lagi. Dikhawatirkan orang yang baru kembali dari luar negeri mengimpor lagi virus tersebut.

WHO Peringatkan Indonesia dan Asia Tenggara

Sebelumnya, peringatan telah diberikan oleh WHO kepada negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang meliputi 11 negara, termasuk Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Bangladesh dan Korea Utara.

Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Asia Tenggara, mengatakan bahwa gugus transmisi penularan virus semakin banyak ditemukan.

"Kita perlu segera meningkatkan seluruh upaya pencegahan penularan virus kepada manusia. Kita harus melakukan lebih banyak, dengan segera," kata Dr Khetrapal Singh pada Selasa lalu.

WHO mengatakan, angka di kawasan Asia Tenggara memperlihatkan beberapa negara sedang menuju community transmission Covid-19. Community transmission adalah penularan dalam komunitas yang tidak diketahui sumber asal penularannya.

WHO menyerukan agar terus dilakukan upaya deteksi, tes, rawat, isolasi dan lacak penularan. "Mempraktikkan pembatasan sosial itu sangat penting ditekankan. Ini saja punya peluang untuk mengurangi penularan," ujar Khetrapal Singh.

Banyak negara di Asia Tenggara memperlihatkan respon yang lambat terhadap wabah ini, dan baru mengambil langkah drastis beberapa minggu atau beberapa hari belakangan ketika jumlah kasus meningkat.

Korea Selatan dipuji atas responsnya terhadap wabah virus corona. Negara itu menerapkan penelusuran infeksi, mengetes sejumlah besar orang, dan mengisolasi pasien dengan cepat.

Penyebaran telah melambat sejak wabah memuncak awal bulan ini. Sebelum peningkatan pada hari Rabu kemarin, jumlah orang yang tertular virus mencapai dua digit selama empat hari terakhir.

Fokus penyebaran wabah sekarang tertuju ke Eropa dan Amerika Serikat, walaupun angka-angka terbaru menunjukkan bahwa wabah masih jauh dari titik akhir di Asia.

Kantor kesehatan senior Malaysia pada hari Rabu kemarin meminta orang untuk tinggal di rumah dan melindungi diri sendiri dan keluarganya. Beberapa wilayah di Malaysia saat ini sudah di-lockdown.

Negara itu memiliki jumlah yang terinfeksi paling tinggi di Asia Tenggara dengan 710 kasus. Banyak dari kasus yang terkonfirmasi berawal dari acara tablig akbar di Kuala Lumpur pada Februari lalu.

"Kami memiliki peluang tipis untuk memutus rantai infeksi Covid-19," kata Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, melalui akun Facebooknya.

Menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins di AS, ada 215.955 kasus dan 8.749 kematian secara global. Menurut WHO, sebagian besar atau 80 persen telah terjadi di Eropa dan wilayah Pasifik Barat, yang meliputi sebagian besar Asia.

Thailand melaporkan 35 kasus baru pada Rabu (18/3) membuat totalnya menjadi 212. Sebanyak empat kasus terhubung ke tempat hiburan, dan 13 dari pertandingan tinju, keduanya di Bangkok.

Myanmar dan Laos belum melaporkan adanya kasus, meskipun para ahli meragukan kredibilitas laporan ini. Juru bicara pemerintah Myanmar mengaku bahwa "gaya hidup dan pola makan" penduduk telah melindungi mereka dari virus. Mereka juga diklaim telah menjalankan pembatasan arus masuk orang.

Sementara itu, hingga kini juga belum dilaporkan adanya kasus di Timor Leste.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI