Suara.com - Pemerintah memiliki beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk menekan pertumbuhan angka kasus Covid-19, salah satunya adalah menerapkan lockdown. Namun, pilihan menerapkan lockdown ini juga bukan tanpa efek samping.
Jika sebuah negara memberlakukan lockdown atau penguncian, sektor-sektor yang berhubungan dengan mobilitas masyarakat bisa terkena dampaknya.
Berkaca pada penerapan lockdown di sejumlah negara, terdapat sektor-sektor yang paling terkena imbas dari lockdown.
Berikut enam sektor paling terkena dampak jika lockdown diterapkan!
Baca Juga: Jokowi Pesan Jutaan Avigan dan Chloroquine untuk Obati Pasien Corona
1. Sektor Wisata
Ketika sebuah negara melakukan lockdown, maka turis akan dilarang untuk memasuki negara tersebut. Tak hanya turis mancanegara, namun juga turis domestik akan dilarang untuk bepergian ke tempat tempat dan acara wisata.
Menyadur dari BBC Indonesia -- jaringan Suara.com, lockdown telah berdampak pada penutupan tempat wisata, pembatalan konser, dan penundaan acara olahraga.
Disney telah memutuskan untuk menutup salah satu taman hiburannya di beberapa negara seperti Amerika dan Euro Disney di Perancis, dan Disneyland di Shanghai dan Tokyo.
Konser-konser internasional pun dibatalkan. Band Kpop asal Korea Selatan, BTS terancam menunda konser mereka di Amerika Serikat
Baca Juga: Diisolasi karena Positif Terjangkit, Jejak Bima Arya hingga Tertular Corona
Pertunjukan musik lainnya sepert Stromzy dan Green Day juga telah mengonfirmasi membatalkan konser.
Festival musik Coachella dan Stagecoach juga ditunda Oktober mendatang. Sementara festival South By Southwest telah dibatalkan.
Untuk acara olahraga, beberapa liga sepak bola di Eropa seperti Piala Eropa 2020 memutuskan untuk menunda turnamen hingga tahun depan.
Lima besar liga Eropa seperti Liga Italia, Inggris, Spanyol, Jerman, dan Perancis mengumumkan telah menunda sejumlah pertandingan.
Tentu saja, penangguhan dan pembatalan ini menyebabkan kerugian bagi klub. Sementara mereka harus tetap membayar gaji pemain.
Sementara itu, pertandingan Liga Basket Amerika NBA dan dan Liga Hoki NHL telah ditunda. Serta turnamen tenis Prancis terbuka dan balapan Formula 1 juga telah dibatalkan.
Pembatalan dan penundaan besar-besaran ini tentu berpengaruh pada pendapatan dan mengancam mata pencaharian orang-orang yang terlibat di dalamnya.
2. Sektor Manufaktur
Imbas lockdown pada industri manufaktur begitu dirasakan oleh Italia. Negara ini dikenal dengan berbagai merk produk fashion seperti pakaian, tas dan sepatu.
Menurut Quartz, perusahaan produsen item fashion mengalami kejatuhan setelah pemerintah Italia mengeluarkan kebijakan lockdown.
Penghasil tekstil dan pakaian yang tersebar di beberapa provinsi di Italia tak bisa berproduksi lagi karena harus mengarantina diri.
Pabrik Candiani, produsen denim yang biasa memasok barang ke merk fashion seperti Hugo Boss dan Stella McCartney mengumumkan untuk membatasi kunjungan stafnya ke klien mereka.
Label fashion Gucci dan Saint Laurent juga mengalami kendala karena pemasok bahan mereka, Kering mengalami isolasi.
Produsen tas tangan untuk Gucci mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah produksi mereka mengalami penurunan. Jika biasanya mereka menghasilkan 1000 tas per bulan untuk Gucci, namun sejak Februari lalu turun menjadi 450 saja. Selain itu, permintaan untuk bulan Maret, April, atau Mei juga menghilang.
Flavio Cereda, seorang analis di Jefferies, mengatakan kepada Reuters bahwa dia belum melihat tanda-tanda masalah rantai pasokan. Namun, ia memperkirakan jika lockdown akan menyebabkan masalah pada jangka waktu yang lebih panjang.
3. Sektor Ekonomi
Imbas pada sektor ekonomi terjadi akibat efek domino dari melemahnya sektor-sektor lain. Investor akan menurun bahkan menghilang, seperti yang dialami Italia.
"Italia memiliki kondisi berbeda yang bisa jadi peringatan untuk negara lain di Eropa jika situasi (pandemi) semakin parah," kata ahli strategi obligasi sebuah perusahaan manajemen investasi di London.
Menyadur dari VOA News, di Manila pemberlakuan lockdown yang dimulai sejak 15 Maret hingga 14 April memangkas pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jika orang tidak dapat bekerja, maka mereka tidak dapat bayaran," kata Christian de Guzman, wakil presiden dan pejabat kredit senior di Moody's Sovereign Risk Group.
Maria Ela Atienza, profesor ilmu politik di Universitas Filipina Diliman mengatakan, para pejabat belum menjelaskan apakah pemerintah akan memberi kompensasi kepada orang-orang yang tidak dapat bekerja atau orang-orang yang harus menutup toko.
Sektor transportasi mulai dari ojek motor hingga maskapai penerbangan akan mendapat imbas dari pemberlakuan lockdown.
Ojek, taksi, bus, angkot, kereta akan kehilangan penumpang mengingat mobilitas masyarakat akan terhenti.
Seperti dikutip dari kantor berita Antara, Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) membatalkan sementara larangan pulang antarnegeri karena terjadi penumpukan warga di kantor polisi maupun di terminal angkutan darat. Yang terjadi di kantor polisi karena mengantri pengambilan formulir perizinan pada Selasa malam (17/3/2020).
Malaysia kemudian memberlakukan lockdown pada keesokan harinya Rabu (18/3/2020).
Sementara itu, maskapai penerbangan Hong Kong juga mengalami penurunan pasar.
Menyadur dari Reuters, Rabu (5/2/2020), kebijakan ini dikeluarkan lantaran terjadi penurunan penerbangan sejak pertengahan tahun sehingga mengakibatkan kerugian besar di perusahaan.
"Kami meminta pemasok untuk menurunkan harga, memberlakukan pembekuan, menunda proyek-proyek besar dan menghentikan segala pengeluaran yang tidak mendesak," kata Chief Executive Cathay, Augustus Tang.
Pihak Cathay mengatakan telah ada rencana untuk memotong sekitar 30 persen kuota penerbangan selama dua bulan ke depan, termasuk 90 persennya penerbangan ke China.
"Kami meminta semua karyawan untuk mengikuti skema cuti tanpa gaji yang akan berlangsung sejak 1 Maret hingga 30 Juni mendatang," imbuhnya.
5. Sektor Sosial
Lockdown jelas menghalangi aktivitas sosial masyarakat. Mereka akan dilarang berkerumun dan menghadiri acara-acara, termasuk beribadah.
Seperti yang diberitakan Reuters, Vatikan telah memutuskan untuk merayakan layanan Paskah tanpa dihadiri publik untuk pertama kalinya.
Vatikan juga memberitahukan bahwa ibadah Pekan Suci dan kebaktian Paskah di bulan depan akan dilaksanakan tanpa partisipasi publik, sebuah langkah yang diyakini belum pernah terjadi selama zaman modern.
Misa di beberapa negara yang memiliki umat Katolik tinggi pun dibatalkan untuk menghindari orang berkumpul. Para uskup telah mendesak umat beriman untuk berpartisipasi melalui televisi dan internet.
"Ini adalah perasaan yang sangat menyedihkan bagi seorang imam," kata Wieslaw Niemyjski, yang melakukan pelayanan di sebuah katredal di Drohiczyn, Polandia Timur.
Sementara itu Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan untuk melarang dan membatasi warga muslim di dunia yang akan melakukan ibadah umrah.
Penghentian sementara izin ibadah umrah itu resmi diumumkan melalui pengumuman atau maklumat dari Pemerintah Arab Saudi melalui surat edaran Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Umrah Arab Saudi, Dr Abdulaziz bin Abdul Rahim dan Zan sebagaimana diterima oleh Suara.com, Kamis (27/2/2020).
"Menurut instruksi yang diterima oleh Kementerian Haji dan Umrah mengenai tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Kerajaan untuk mencegah kedatangan virus Corona baru, dan dalam beberapa langkah pencegahan, masuknya warga non-Saudi ke Kerajaan untuk tujuan Umrah dan kunjungan telah ditangguhkan dan penerbitan visa telah ditangguhkan sementara."
Dilansir dari laman kantor berita SPA pada Kamis (27/2/2020), Kemenlu Arab Saudi menyatakan bahwa otoritas kesehatan Saudi mengikuti perkembangan terkait penyebaran virus corona.
Untuk itu, Kerajaan merasa perlu mengambil tindakan pencegahan yang dampaknya memengaruhi perjalanan menuju dan keluar negara Teluk tersebut.
6. Sektor Pangan
Kendala di sektor pangan akibat lockdown dialami warga Wuhan, China.
Seorang perempuan terisolasi di dalam rumahnya. Guo menceritakan pada AFP bahwa dia hanya memiliki acar sayur dan telur asin sebagai stok bahan pangan di rumahnya.
Ada 11 juta orang yang bernasib sama dengan Guo di Wuhan. Sejak 23 Januari lalu, pemerintah menetapkan peraturan baru untuk melarang penduduknya meninggalkan lingkungan mereka.
"Saya tidak tahu beli di mana lagi setelah selesai makan apa yang kita miliki di rumah," kata Pan Hongsheng yang tinggal bersama isteri dan dua anaknya.
Ia menceritakan bagaimana sebuah keluarga di lingkungannya bahkan tidak memiliki susu bubuk untuk anaknya yang berusia tiga tahun. Pan sendiri mengalami kesulitan untuk mengirimkan obat pada mertuanya yang berusia delapan puluhan tahun.
Wakil Sekretaris Komite Partai Komunis Hubei, Qian Yuankun, dalam konferensi persnya mengatakan, "Pengelolaan lingkungan yang tertutup pasti akan membawa ketidaknyamanan pada kehidupan rakyat."
Sementara itu, layanan pemasok bahan makanan memiliki aturan baru dengan membatasi jumlah kiriman. Supermarket dan Komunitas lingkungan pun saling berebut untuk mendapatkan bahan makanan.
Di lingkungan Guo, 5,5 kilogram untuk lima sayuran termasuk kentang dan kol bayi harganya mencapai 50 yuan atau lebih dari seratus ribu rupiah.
Sebuah supermarket bahkan membatasi beban pengiriman harian menjadi 1000 pesanan per hari. Pihak supermarket memiliki kendala mempekerjakan staff. Mereka takut terinfeksi jika mempekerjakan terlalu banyak orang.