Kata Muhammadiyah soal Cara Memandikan dan Mengubur Jenazah Positif Corona

Jum'at, 20 Maret 2020 | 18:11 WIB
Kata Muhammadiyah soal Cara Memandikan dan Mengubur Jenazah Positif Corona
Ilustrasi jenazah. [ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Malaysia telah menetapkan tata cara pengurusan jenazah pasien positif terjangkit virus Corona (Covid-19). Lantas bagaimana tata cara di Indonesia?

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadyah Haedar Nashir mengatakan bahwa tata cara mulai dari memandikan hingga memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 sudah diatur berdasarkan ketentuan Kementerian Agama (Kemenag).

"Ada protokol kesehatan bagi yang harus diikuti dalam memandikan jenazah positif corona sebagaimana keterangan Kemenag," kata Haedar saat dihubungi Suara.com, Jumat (20/3/2020).

Haedar juga mencantumkan sebuah hadis yang menjadi rujukan terkait tata cara tersebut.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Umat Hindu Dilarang Pawai Ogoh-ogoh Sebelum Nyepi

Hadist yang dimaksud ialah:

Hadis Shahih:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat." (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn 'Abbas).

"Hadis Nabi tersebut cukup jadi dasar mencegah kedaruratan," ucap Haedar menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi telah mengumumkan tata cara memandikan hingga memakamkan jenazah positif Covid-19, Sabtu (14/3/2020). Dia mengatakan bahwa jenazah pasien yang positif terjangkit Covid-19 akan diurus oleh tim medis dari rumah sakit rujukan.

Baca Juga: Lee Chi Hoon Jalani Tes Virus Corona Sebelum Meninggal Dunia

Saat memandikan jenazah hendaknya petugas yang bekerja harus mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan masker dan semua komponen pakaian tersebut harus disimpan terpisah dengan pakaian biasa. Kemudian petugas juga tidak melakukan aktivitas seperti makan, minum, merokok maupun menyentuh wajah saat berada di ruang penyimpanan jenazah dan area untuk melihat jenazah.

Petugas yang memandikan juga diminta untuk menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh jenazah. Lalu petugas juga harus selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer berbahan alkohol. Apabila petugas tersebut memiliki luka, maka sebaiknya luka itu ditutupi dengan plester atau perban tahan air.

Kemudian sebisa mungkin petugas yang bekerja bisa mengurangi risiko terluka akibat benda tajam. Apabila petugas terkena darah atau cairan dari tubuh jenazah, maka penting diperhatikan agar petugas tersebut segera membersihkan luka dengan air mengalir. Lalu apabila mendapatkan luka tusuk yang tergolong kecil, maka cukup membiarkan darah keluar dengan sendirinya.

Semua insiden yang terjadi saat menangani jenazah mesti dilaporkan kepada pengawas.

Tata Cara Pemakaman

Fachrul menuturkan biasanya pengurusan jenazah dengan penyakit menular akan dimakamkan dengan penguburan atau kremasi. Kalau jenazah tersebut hendak dikuburkan maka lokasi penguburan harus berjarak 50 meter dari sumber air tanah yang digunakan untuk minum. Juga harus berjarak setidaknya 500 meter dari pemukiman terdekat.

Lalu, jenazah dengan penyakit menular harus dikubur setidaknya pada kedalaman 1,5 meter dan ditutup dengan tanah setinggi satu meter.
Apalagi ada jenazah lain yang hendak dikubur dalam waktu yang bersamaan, maka jenazah tersebut sebaiknya dikubur di area terpisah.

Di sisi lain, apabila keluarga meminta jenazah untuk dikremasi, maka lokasi kremasi itu harus dilakukan setidaknya berjarak 500 meter dari kawasan pemukiman. Penting untuk dicermati yakni kremasi lebih baik dilakukan untuk jumlah jenazah yang banyak.

Lebih lanjut, setelah semua prosedur pemandian hingga pemakaman selesai, maka semua peralatan ataupun benda yang tergolong limbah klinis mesti dibuang di tempat yang aman. Pada kesempatan ini petugas medis sedianya melakukan kembali langkah desinfeksi termasuk kepada barang-barang yang digunakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI