Impor 500 Ribu Alat, Ini Kelebihan dan Kekurangan Rapid Test Deteksi Corona

Jum'at, 20 Maret 2020 | 14:56 WIB
Impor 500 Ribu Alat, Ini Kelebihan dan Kekurangan Rapid Test Deteksi Corona
Ruang isolasi virus corona. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi telah menerbitkan instruksi untuk melakukan rapid test atau  uji cepat virus corona Covid-19 secara massal di Indonesia. Pemerintah juga telah memesan 500 ribu alat rapid test dari China.

Tak hanya Indonesia, beberapa negara dunia juga menerapkan rapid test massal untuk mendeteksi dini virus corona. Negara tersebut antara lain Korea Selatan, China, Jerman hingga Uni Emirat Arab.

Pengujian dengan menggunakan sampel darah itu memiliki kekurangan dan juga kelebihan tersendiri dibandingkan dengan model pengujian corona lainnya.

Berikut Suara.com merangkum kelebihan dan kekurangan alat pengujian rapid test corona, Jumat (20/3/2020).

Baca Juga: Sempat Ngeyel, Tesla Akhirnya Tutup Pabrik Sementara Akibat COVID-19

Kelebihan rapid test

Waktu pengujian menggunakan model rapid test membutuhkan waktu relatif singkat. Hanya perlu menunggu 15 hingga 20 menit, hasil tes akan keluar.

Selain waktu yang singkat, proses pengujian dengan model rapid test juga dapat dilakukan di laboratorium mana pun. Sebab, spesimen yang diuji adalah darah.

Sementara, pengujian swab yang selama ini dilakukan dengan spesimen lendir dari hindung dan tenggorokan memerlukan waktu pengujian yang lama. Selain itu, hanya laboratorium khusus saja yang bisa mengujinya.

"Salah satu keuntungan ini tidak membutuhkan sarana pemeriksaan lab pada biosecurity level II. Artinya bisa dilaksanakan di hampir semua lab kesehatan di rumah sakit di Indonesia," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto.

Baca Juga: Foto Saf Salat Jumat Berjarak 1 Meter karena Virus Corona di Sukoharjo

Kelemahan rapid test

Cara kerja rapid test adalah dengan memeriksa immunoglobulin dalam tubuh. Pasien baru bisa dites secara rapid test setelah terinfeksi corona setidaknya selama sepekan.

Bila pengujian dilakukan pada pasien yang belum terinfeksi selama sepekan, maka hasil rapid test akan menunjukkan immunoglobulin negatif.

"Adapun yang diperiksa immunoglobulin-nya maka butuh reaksi immunoglobulin dari seseorang yang terinfeksi paling tidak seminggu karena kalau belum seminggu atau kurang dari seminggu pembacaan immunoglobulin-nya akan menampilkan gambaran negatif," ungkap Yuri.

Sementara, pada pengujian dengan cara swab setekah lendir diambil akan dilakukan tes reaksi berantai polimerase atau PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi materi genetik spesifik yang ada di dalam virus.

Sehingga pengujian dengan swab lebih akurat untuk mendeteksi seseorang positif corona atau tidak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI