Suara.com - Presiden Jokowi telah menerbitkan instruksi untuk melakukan rapid test atau uji cepat virus corona Covid-19 secara massal di Indonesia. Pemerintah juga telah memesan 500 ribu alat rapid test dari China.
Tak hanya Indonesia, beberapa negara dunia juga menerapkan rapid test massal untuk mendeteksi dini virus corona. Negara tersebut antara lain Korea Selatan, China, Jerman hingga Uni Emirat Arab.
Pengujian dengan menggunakan sampel darah itu memiliki kekurangan dan juga kelebihan tersendiri dibandingkan dengan model pengujian corona lainnya.
Berikut Suara.com merangkum kelebihan dan kekurangan alat pengujian rapid test corona, Jumat (20/3/2020).
Baca Juga: Sempat Ngeyel, Tesla Akhirnya Tutup Pabrik Sementara Akibat COVID-19
Kelebihan rapid test
Waktu pengujian menggunakan model rapid test membutuhkan waktu relatif singkat. Hanya perlu menunggu 15 hingga 20 menit, hasil tes akan keluar.
Selain waktu yang singkat, proses pengujian dengan model rapid test juga dapat dilakukan di laboratorium mana pun. Sebab, spesimen yang diuji adalah darah.
Sementara, pengujian swab yang selama ini dilakukan dengan spesimen lendir dari hindung dan tenggorokan memerlukan waktu pengujian yang lama. Selain itu, hanya laboratorium khusus saja yang bisa mengujinya.
"Salah satu keuntungan ini tidak membutuhkan sarana pemeriksaan lab pada biosecurity level II. Artinya bisa dilaksanakan di hampir semua lab kesehatan di rumah sakit di Indonesia," kata Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto.
Baca Juga: Foto Saf Salat Jumat Berjarak 1 Meter karena Virus Corona di Sukoharjo
Kelemahan rapid test