Tak Semua Paham, Sudjiwo Tedjo Usul Ganti Istilah Social Distancing

Jum'at, 20 Maret 2020 | 12:25 WIB
Tak Semua Paham, Sudjiwo Tedjo Usul Ganti Istilah Social Distancing
Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo. [@presiden_jancukers / Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing sebagai upaya untuk meredam penularan virus corona Covid-19.

Imbauan tersebut disampaikan Jokowi belum lama ini, menyusul temuan kasus virus corona di Indonesia yang terus meningkat hari demi hari.

"Yang penting social distancing bagaimana kita menjaga jarak. Dengan kondisi itu kita kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah," kata Jokowi, Minggu (15/3/2020).

Sementara itu, istilah social distancing bisa diartikan sebagai mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain serta menghindari kontak tatap muka langsung.

Baca Juga: Viral Indonesia Lockdown, Warganet Curhat Penghasilan Jadi Tak Menentu

Kendati begitu, penggunaan istilah social distancing justru menuai kritik dari budayawan sekaligus seniman Sudjiwo Tedjo lewat akun Twitter pribadinya.

Menurut Sudjiwo Tedjo, pemerintah perlu mengganti istilah social distancing lantaran tidak semua orang memahaminya. Mestinya penggunaan kata social distancing diganti dengan jaga jarak.

"Hentikan “Social Distancing”.. gunakan “Jaga Jarak”!!!!," kata Sudjiwo Tedjo seperti dikutip Suara.com, Jumat (20/3/2020).

Bukan tanpa alasan usulan tersebut, Sudjiwo Tedjo mengaku berkaca pada sopir truk yang telah lama memakai istilah jaga jarak saat melintas di jalan.

"Ini udah disosialisasikan para sopir truk sejak lama!!!! Hargai juga perjuangan sopir-sopir truk!!!," tambahnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pertama Kali Kasih Tahu Wali Kota Bogor Bima Arya Kena Corona

Sudjiwo Tedjo usul ganti istilah social distancing. (Twitter/@sudjiwotedjo)
Sudjiwo Tedjo usul ganti istilah social distancing. (Twitter/@sudjiwotedjo)

Lebih lanjut, pria kelahiran Jember, Jawa Timur tersebut menegaskan, social distancing hanya dipahami oleh kalangan masyarakat tertentu yang bisa mengerti bahasa Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI