Suara.com - Jennifer Haller (43) menjadi orang pertama yang menguji coba vaksin corona di Pusat Kesehaatan Seattle, Amerika Serikat pada Senin (16/3/2020).
"Saya yang pertama, saya semangat sekali," kata Jennifer Haller dalam video Kompas TV yang diunggah Selasa (17/3/2020).
BACA JUGA: Vaksin Virus Corona Ditemukan! Sudah Disuntikkan ke 45 Orang
Pada percobaan itu, setidaknya ada sekitar 45 relawan yang akan disuntikkan vaksin dengan dosis yang beragam.
Baca Juga: Wartawan Kontak Langsung dengan Wali Kota Bogor Bima Arya Dites Corona
"Semua orang terlihat tidak memiliki harapan sekarang dan saya menyadari ada cara untuk saya bisa membantu, maka dari itu saya merasa senang berada di sini (ikut uji vaksin)" tambah ibu dua orang anak itu.
Menurutnya, proses pengujian vaksin terbilang cukup mudah. Ia bahkan menyebutnya mirip vaksin flu biasa.
"Tadi prosesnya mudah, seperti vaksin flu. Saya beberapa bulan lalu mendapatkan vaksin flu dan prosesnya hampir sama. Tidak sakit dan saya senang sekali," tambahnya.
Dengan adanya pengujian vaksin, ia berharap vaksin itu bisa benar-benar bekerja.
"Saya berharap kita bisa menemukan vaksin yang benar-benar ampuh secepatnya, sehingga kita bisa menyelamatkan banyak nyawa," kata Jennifer.
Baca Juga: Dolar AS Melambung Tinggi, Emas Tersungkur Lagi
"Dan saya berharap masyarakat bisa kembali hidup normal secepatnya," ujar Jennifer menambahi.
Jennifer Haller merupakan seorang manajer operasional di sebuah perusahaan teknologi. Ia dianggap keren oleh anak-anaknya karena mau menjadi relawan tes vaksin corona.
Aksi Jennifer tentu mendapatkan banyak apresiasi dari warganet melalui kolom komentar.
"Tidak semua pahlawan pakai kostum, anak-anaknya pasti akan tumbuh dengan bangga karena punya ibu sekeren itu," tulis seorang warganet.
"Tuhan memberkatimu karena kebaikan Jen, semoga vaksinnya berhasil" tambah warganet lain.
Melansir dari BBC, relawan vaksin ini masing-masing akan diberi dua kali suntikan dengan jarak 28 hari. Jika tes vaksin ini berjalan lancar dan berhasil, maka harus memakan waktu setidaknya 18 bulan untuk bisa diberikan kepada publik.