Setelah menunggu sekitar dua jam, hasil tes darah saya keluar. Dokter saat itu menjelaskan bahwa kondisi saya cukup normal.
Namun, berdasarkan angka leukosit, saya disebut rentan terkena virus. Angka leukosit saya sendiri berada di angka 6.0 dari nilai rujukan 3.8-10.6.
Kendati tes darah tak bisa menyimpulkan seseorang positif atau negatif Virus Corona, saya cukup tenang karena angka leukosit minimal bisa menjadi indikator terkait infeksi virus.
Dari hasil tes darah itu, petugas medis membekali saya resep obat, yang harus ditukarkan ke bagian kasir yang terletak satu ruangan dengan loket pendaftaran.
Baca Juga: Salah Saat Sebut Data Corona, Khofifah: Yang Benar ODP 91 dan PDP 36 Orang
Obat yang diberikan tak banyak, hanya sirup pereda batuk, tablet pereda radang, serta tablet penambah imunitas.
Mereka juga tak lupa berpesan kepada saya untuk mengisolasi diri secara mandiri selama minimal 14 hari. Apabila keluhan yang dirasakan semakin buruk hingga 3-5 hari ke depan, saya diminta untuk menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) terdekat.
Dari proses pemeriksaan yang saya jalani, saya merasa cukup kecewa dengan penanganan yang dilakukan RSPI Sulianti Saroso.
Para wartawan yang telah berinisiatif memeriksakan kesehatan, setelah jelas-jelas berkontak langsung dengan pasien positif Corona, justru tak mendapat pemeriksaan yang layak.
Fasilitas tes swab, yang seharusnya menjadi inti dari pemeriksaan terkait Virus Corona justru terlihat amat sulit didapatkan masyarakat umum.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Satu PDP COVID-19 di Kabupaten Bantul Meninggal Dunia
Padahal, Menteri kabinet Indonesia Maju yang menjalani pemeriksaan kesehatan, langsung mendapat 'karpet merah' alias dipermudah untuk menjalani tes swab.