Suara.com - Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 yang massif dalam beberapa waktu terakhir menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Tak terkecuali jurnalis yang bekerja di lapangan.
Meski berhadapan dengan ancaman penularan Virus Corona, jurnalis tetap menjalankan tugas untuk mendapatkan informasi dan meneruskannya dalam bentuk berita kepada publik.
Namun memang prinsip "Tak ada berita seharga nyawa" menjadi relevan dalam kondisi saat ini. Walau berbagai upaya dilakukan untuk tetap sehat dalam bekerja di masa wabah Corona, tak bisa dipungkiri ada jurnalis yang juga mengalami gejala dan keluhan mirip Covid-19.
Kondisi tersebut dialami salah satu jurnalis yang bertugas di ibu kota negara. Kini, ia harus menjalani masa isolasi mandiri yang disarankan oleh pihak medis usai menjalani pemeriksaan kesehatan yang dirasa cukup minim.
Baca Juga: Salah Saat Sebut Data Corona, Khofifah: Yang Benar ODP 91 dan PDP 36 Orang
Dalam situasi terisolasi, ia menuliskan sejumlah catatan harian dan setuju untuk dipublikasikan.
Berikut Catatannya.
****
Kasus pertama Virus Corona di Indonesia, kali pertama diumumkan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020) menjadi berita utama yang menghias berbagai media di negeri ini. Dua Warga Kota Depok, Jawa Barat dikabarkan menjadi korban perdana yang terinfeksi virus Covid-19 tersebut.
Dalam momen itu, tak terbersit dalam pikiran, jika Virus Corona atau Covid-19 bisa menyasar begitu cepat dengan lingkar sosial yang saya miliki. Meski saat itu, saya tengah mengalami flu dan demam ringan --sejak 21 Februari-- saya tetap bekerja seperti biasa.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Satu PDP COVID-19 di Kabupaten Bantul Meninggal Dunia
Menghadiri agenda liputan, tanpa menaruh rasa curiga berlebih bahwa penyebaran Covid-19 bisa sebegitu masif dan tak mudah terdeteksi.