Selain siswa, orangtua pun ada yang mengadu akibat banyaknya tugas yang diberikan guru kepada anaknya. Seperti yang disampaikan salah satu pengadu bahwa anaknya sudah berada di depan laptop untuk mendapatkan tugas dari gurunya pada pukul 06.00 WIB. Dari situ, guru-guru lain pun turut memberikan tugas dengan waktu menyelesaikannya sangat pendek.
Saking padatnya, sang anak tidak sempat sarapan hingga baru menyentuh makanan pada pukul 13.00 WIB. Pengadu tersebut pun khawatir kalau imun atau kekebalan sang anak akan menurun akibat kelelahan dan pola makan yang berubah.
Kemudian pengadu yang terakhir melaporkan kalau sang anak duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD), namun setiap harinya sang anak harus mengerjakan 40 sampai 50 soal. Seorang siswa kelas VII SMP juga melaporkan hal yang sama. Ia harus mengerjakan soal mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Kalau dihitung, siswa SMP tersebut harus mengerjakan 255 soal dalam satu hari.
Mendengar beragam laporan tersebut, Retno pun mengingatkan kepada para guru untuk bisa memanfaatkan online learning untuk meningkatkan kreativitas sang anak, bukan malah memberatkan. Ada baiknya apabila guru-guru lebih meningkatkan interaksi dengan siswa seperti halnya biasa dilakukan di sekolah.
Baca Juga: KPAI Sebut Satu TK di Jakarta Belum Libur, Ini Kata Disdik DKI
Kemudian para guru juga bisa memberikan tugas yang tidak memberatkan siswa. Menurutnya belajar secara online itu bisa dimanfaatkan tenaga pengajar sebagai kesempatan menumbuhkan rasa ingin tahu anak, memotivasi, mempererat hubungan dan saling membahagiakan.
Dengan kondisi wabah virus Corona (Covid-19) tengah menyerang seperti sekarang ini, kompetensi akademik bukanlah menjadi prioritas lagi. Justru yang menjadi prioritas ialah kompetensi untuk bertahan hidup dan saling mengingatkan agar selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Selain itu Retno juga menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah untuk tidak perlu menuntut para tenaga pengajar melaporkan proses pembelajaran setiap harinya. Hal itu disampaikan Retno karena akan berimbas kepada penekanan dari guru kepada siswanya.
"Kalau guru tidak ditekan maka sang guru juga tidak akan menekan muridnya juga. Guru dan murid harus tetap dijaga agar terus bahagia dan sehat," pungkasnya.
Baca Juga: KPAI Minta Sekolah Diliburkan, Pemkot Bekasi: Kami Tidak Meliburkan