Jika Lockdown Diterapkan, 5 Profesi Ini yang Paling Merasakan Imbasnya

Kamis, 19 Maret 2020 | 18:20 WIB
Jika Lockdown Diterapkan, 5 Profesi Ini yang Paling Merasakan Imbasnya
Ilustrasi Lockdown. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ira khawatir, karena laku atau tidak dagangannya sangat bergantung kepada konsumen yang datang untuk makan.

"Saya enggak setuju. Kalau lockdown kan otomatis Jakarta mati, kami enggak bisa ngapa-ngapain. Mata pencaharian saya kan di sini yah, kalau lockdown, berarti mata pencaharian saya keputus," kata Ira saat dihubungi Suara.com, Rabu (18/3/2020).

Ibu dari dua orang anak itu baru bisa menerima adanya keputusan lockdown, kalau kondisi penyebaran Covid-19 sudah merebak dan masuk ke dalam tahap sangat darurat.

Namun, untuk saat ini, dia merasa dbelum perlu sampai lockdown. Kata Ira, kondisi di Jakarta saat ini belum begitu berbahaya bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, meskipun ia tidak menampik ada rasa ketakutan lantaran penyebaran Covid-19 yang begitu cepat.

Baca Juga: Kolaborasi Dr Martens dan Hello Kitty, Cocok Buat Kamu yang Edgy

Selain itu, Ira juga menceritakan pengalamannya ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau perusahaan untuk menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang dimulai pada Senin (16/3) awal pekan ini.

Ira mengaku mendapatkan imbas negatif, yakni pendapatannya berkurang. Hal itu dikarenakan banyak karyawan yang sudah menjadi pelanggan tidak datang ke tempatnya lantaran WFH tadi.

"Pendapatan jadi berkurang jauh. Ada kali sampai 50 persen. Karyawan-karyawan di sini pada libur semua.”

3. Sopir angkutan

Angkutan kota (angkot) melintas di kawasan terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (26/6). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Angkutan kota (angkot) melintas di kawasan terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (26/6). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Nasib sopir angkutan hampir mirip dengan nasib para tukang ojek. Mereka akan kehilangan penumpang.

Baca Juga: Di Surabaya, Gula Pasir Sentuh Harga Rp 20 Ribu per Kilogram

Kondisi ini berlaku untuk sopir taksi, bus, mikrolet, atau pun angkot. Jangankan untuk memberi setoran kepada pemilik armada, mendapat penumpang pun akan kesulitan karena orang-orang dilarang keluar rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI