Suara.com - Juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan virus corona berpotensi menular lewat udara atau airborne. Bahkan virus tersebut lambat lau berubah menjadi penyakit flu biasa.
Bukan tanpa sebab, menurut Yurianto kekinian Covid-19 mengalami perubahan pola karakteristik mutasi menjadi airborne disease.
Semula Covid-19 menyebar secara lambat di Wuhan, China, namun kekinian penularannya berubah menjadi agresif.
Pernyataan tersebut disampaikan Yurianto dalam video unggahan kanal YouTube Deddy Corbuzier belum lama ini.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Burung Modern Paling Tua
Saat itu Deddy melontarkan pertanyaan, "Kalau benar pausible aiborne, cuci tangan dan pakai masker tidak menolong lagi?'
Menanggapi hal itu, Yurianto mengatakan bila virus corona benar-benar menular lewat airbone, maka upaya antisipasi seperti cuci tangan tidak efektif.
"Iya tidak menjadi seefektif sebelumnya," kata Yurianto seperti dikutip Suara.com, Kamis (19/3/2020).
Meski begitu, Yurianto menyebutkan, bila pola mutasi Covid-19 menjadi berubah masif dengan gejala minimal, membawa hal positif dan negatif bagi warga Indonesia.
"Di satu sisi kita tidak bisa mengendalikan penyebaran virus dengan mudah. Tapi bersyukur, gejala klinisnya menjadi lebih ringan," ungkapnya.
Baca Juga: Kapten Tira-Persikabo: Virus Corona Bisa Dilawan!
Ia lantas menyebut, tidak menutup kemungkinan Covid-19 bermutasi menjadi seasonal virus, seperti penyebab penyakit SARS dahulu.
Bahkan, secara gamblang Yurianto mengatakan Covid-19 bisa berubah menjadi penyakit flu biasa.
"Covid-19 lama bisa berubah menjadi flu, seperti H1N1 di tahun 2009 kita lihat begitu menakutkan. Tapi sekarang hampir semua flu kalau kita periksakan H1N1," tambahnya.
Deddy pun menimpali, "Seasonal flu, oh ya?"
"Iya, jadi seasonal flu," kata Yurianto , memungkasi.
China dan Israel Klaim Temukan Vaksin Corona
Ahli epidemiologi asal China, Chen Wei mengatakan bahwa lembaga penelitian milik Akademi Kesehatan Militer China siap untuk melakukan uji coba klinis terhadap vaksin penangkal virus corona Covid-19.
Chen Wei, yang juga pemimpin proyek pengembangan vaksin tersebut memastikan bahwa vaksin yang dibuat sudah sesuai standar dan kualitas yang ditetapkan internasional.
Selain China, negara lain yang juga tengah mengembangkan vaksin Corona Covid-19 adalah Jerman dan Israel.
Sebelumnya, tim ilmuwan dari Galilee Research Institute MIGAL, Israel mengaku telah menghabiskan waktu empat tahun meneliti unggas dari virus avian infectious bronchitis virus (IBV), virus yang dianggap mirip dengan coronavirus atau Covid-19.
Dari penelitiannya, ditemukan bahwa DNA unggas dan virus corona Covid-19 pada manusia memiliki kesamaan genetik.
"Sebut saja ini keberuntungan. Kami memutuskan untuk memilih corona virus sebagai model sistem kami, hanya sebagai bukti konsep untuk teknologi kami," kata Dr. Chen Katz, kepala kelompok bioteknologi MIGAL seperti dikutip Suara.com dari Breitbart.