Minggu malam, Syamsi mengaku sempat membawa istrinya berobat ke salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan. Setelah diperiksa di IGD, istrinya diisolasi karena terdapat indikasi terpapar virus corona Covid-19.
Apalagi, kata dia, sang istri mempunyai riwayat perjalanan luar Jakarta pada tanggal 9 Maret hingga 13 Maret dikarenakan tugas kantor.
"Dokter lantas merujuk istri saya untuk diisolasi di RSPAD Gatot Subroto, RSPI Sulianti Saroso, atau RS Polri Kramatjati. Tapi ruang isolasi di semua RS itu penuh,” kata Syamsi.
Keesokan harinya, sang Istri menjalani tes swab Covid-19 dan dikirimkan ke Litbangkes Kemenkes RI. Sembari menunggu hasil tes swab itu, istri Syamsi dikategorikan sebagai orang dalam pengawasan (ODP) corona.
Baca Juga: Enzy Storia Akan Bantu Pasien Positif Corona Selama Sebulan
Selasa, 17 Maret 2020, kondisi sang Istri tidak kunjung membaik. Suhu badan dan tensi darah masih naik turun disertai batuk dan tenggorokan sakit yang tidak juga hilang. Namun, pada hari itu, sang Istri justru diminta pulang beserta tiga pasien lainnya.
Syamsi pun mengutarakan keheranannya. Sebab, saat kondisi Istri belum membaik dan hasil tes belum ke luar, pihak rumah sakit malah meminta pasien untuk pulang.
Akhirnya mereka memutuskan untuk isolasi diri di sebuah kamar hotel kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Syamsi mengaku tidak diberikan edukasi apapun dari rumah sakit soal mekanisme isolasi diri tersebut.
"Sama sekali tidak, cuma dikasih tulisan, isinya, kalau sebelum ada hasil Litbangkes ada perubahan kondisi, segera istri dibawa ke RSUD rujukan atau hubungi hotline Covid-19," kata dia.
Baca Juga: Satu Keluarga di Tambun diisolasi karena Ada yang Positif Corona