Jurnalis Berstatus PDP Corona Berbagi Cerita saat Periksa ke RS Pemerintah

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 19 Maret 2020 | 07:00 WIB
Jurnalis Berstatus PDP Corona Berbagi Cerita saat Periksa ke RS Pemerintah
Ilustrasi. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kenapa di sini pasien harus menunggu karena stok alatnya habis? Ah saya lupa, saya cuma rakyat.

Karena berstatus PDP, saya disarankan untuk mengisolasi diri di rumah, menjaga jarak dengan keluarga di rumah selama 14 hari, dan tetap menjaga imunitas tubuh.

"Oke. saya sekarang PDP," ucap saya ketika itu.

***

Baca Juga: Pasien Positif Corona di Banten Bertambah 4, Total Jadi 12 Orang

Setelah dari sana, saya menuju ruang radiologi dan ruang laboratorium di lantai 1 untuk rontgen dan cek darah. Dua cek medis ini berjalan cepat, namun hasilnya perlu menunggu sekitar 2 jam.

Mengingat itu sudah pukul 19.00 WIB, saya memutuskan untuk pulang saja, hasilnya diambil besok sekalian tes swab. Lagipula, kakak dan teman saya sudah selesai pemeriksaan MCU sejak pukul 14.00 WIB.

Sebenarnya, rumah sakit ini menurut saya sudah benar menjalani prosedur, walau saya sebagai PDP tidak merasa terlalu diawasi (hanya diambil data saja).

Kuncinya saat akan menjalani tes COVID-19 adalah kesabaran yang sangat ekstra.

Jumlah dokter sedikit, membuat antrean sangat banyak, sehingga pasien menunggu terlalu lama di rumah sakit. Artinya, kerumuman antrean di RS itu bisa saja menjadi medium penyebaran virus.

Baca Juga: Ribuan Umat Muslim Hadiri Ijtima Dunia di Gowa, Abaikan Peringatan Corona

Perihal tes swab, sampai Rabu 18 Maret pukul 13.00 WIB, saat saya menulis catatan ini, pihak rumah sakit itu belum menghubungi via telepon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI