Poli MCU itu letaknya di lantai 5. Rumah sakit tempat kami periksa kesehatan cukup ketat pengawasannya terhadap orang yang lalu lalang.
Pintu lift pun hanya boleh dioperasikan oleh satpam yang menggunakan sarung tangan dan masker.
Sampai di Poli MCU, saya mengungkapkan riwayat diri—tentang pertemuan dengan Menhub Budi Karya maupun peliputan di kafe.
Sang suster langsung mencatat riwayat itu dalam sebuah formulir untuk pasien COVID-19. Sementara teman saya tetap lanjut MCU.
Baca Juga: Pasien Positif Corona di Banten Bertambah 4, Total Jadi 12 Orang
Kemudian, suster itu mengarahkan saya untuk turun ke Poli Paru di lantai 2 untuk konsultasi dengan dokter spesialis paru-paru. Kala itu, waktu sudah pukul 12.00 WIB.
Sebelum masuk ke ruang Poli Paru, saya kembali menjalani cek tekanan darah, hasilnya normal. Saya dipersilakan duduk menunggu bersama kurang lebih 20an pasien lain.
Lebih kaget lagi, di sini tak ada istilah social distance, padahal ruang tunggu terbilang cukup luas.
Walau semua memakai masker, banyak pasien duduk berjejer di kursi taman berkapasitas 4 orang.
Yah, saya pikir, sosial distance sepertinya memang harus diatur oleh diri sendiri.
Baca Juga: Ribuan Umat Muslim Hadiri Ijtima Dunia di Gowa, Abaikan Peringatan Corona
***