Suara.com - Presiden Joko Widodo telah mengimbau agar masyarakat bekerja dari rumah (Work From Home). Imbauan itu disampaikan untuk menghentikan mata rantai penularan virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
Namun imbauan pemerintah tersebut tidak semua bisa dirasakan warga yang bekerja mengandalkan fisik seperti sopir ojek online. Pemberlakuan WFH itu jusru membikin pendapatan Ratijo (62), sopir ojol itu anjlok.
Sebelum ada imbuan WFH, penghasilan pria paruh baya dari orderan penumpang bisa bisa mencapai Rp 200 ribu per hari. Namun sejak Senin (16/3/2020) hingga hari ini, Kakek Ratijo mengaku rejekinya sangat seret.
Dia pun mengaku hanya mendapatkan uang Rp 20 ribu setelah seharian bekerja pengejok daring.
Baca Juga: Satu Pegawai BNI Kramat Jakarta Positif Virus Corona Meninggal Dunia
"Biasanya pendapataan Rp 200 ribu ke atas. Sekarang baru dapat Rp 20 ribu. Jadi jauh banget bedanya. Ini sudah ambil order makanan, orang, tapi baru dapat Rp 20 ribu," ujar Ratijo kepada Suara.com, Rabu (18/3/2020).
Ratijo yang sudah memiliki tiga orang cucu ini menganggap adanya pemberlakuan WFH bisa mematikan profesi sopir ojol. Bahkan, dia mengaku bisa saja mati kelaparan karena sepi orderan dari penumpang setelah adanya WFH.
"Jadi saya bilang tukang ojek bisa mati kelaparan, karena (rejeki) cuma mengandalkan ojek. Karena sekarang bener-bener sepi penumpang karena adanya virus corona," ucap dia.
Ketika ditanya apakah dirinya setuju jika pemerintah memberlakukan lockdown, Ratijo menuturkan dirinya tak setuju. Sebab dirinya tak bisa mendapat penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari.
"Kalau saya enggak setuju, kalau orang yang punya gaji mungkin setuju-setuju saja. Cuma kalau macam tukang ojek kayak saya, mau makan dari mana saya, saya kan enggak bergerak, enggak makan, enggak dapet duit," kata dia.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Agar Kebal Virus Corona, Wapres Maruf Suka Olahraga Air
Tak Takut Corona, Jodoh dan Mati di Tangan Tuhan