Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah resmi meliburkan semua sekolah di DKI Jakarta demi mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
Meski demikian, kesempatan ini justru dipergunakan para siswa untuk bermain di warung internet (Warnet) hingga mal.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Arifin menyampaikan, sejak sekolah diliburkan, petugas kerap menemukan pelajar masih berkeliaran di pusat keramaian. Padahal, tujuannya diliburkan adalah agar mengurangi kontak fisik yang merupakan cara termudah penularan virus.
"Kami setiap hari melakukan pemantauan (pelajar) di tempat-tempat keramaian, seperti kafe, warung, warnet, dan RTH (ruang terbuka hijau)," ujar Arifin saat dihubungi, Rabu (18/3/2020).
Baca Juga: Cegah Corona, Wali Kota Kediri Minta Warganya yang Nikah Tak Gelar Resepsi
Arifin mengklaim sudah menginstruksikan jajarannya untuk menegur para pelajar itu. Mereka yang kedapatan sedang keluyuran diminta segera kembali ke rumahnya masing-masing.
"Jika kedapatan anak-anak sekolah maka diedukasi dan diarahkan untuk kembali ke rumah masing-masing, melakukan aktivitas belajar di rumah," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama 14 hari. Ia meminta kepada para siswa tidak menganggap kebijakan ini sebagai kesempatan untuk liburan.
Menurut Anies, jika para siswa memanfaatkannya untuk berlibur, maka tujuan kebijakan ini jadi menyimpang. Pasalnya ia ingin mengurangi interaksi atau kontak langsung di masyarakat demi mencegah penularan dengan meniadakan kegiatan di sekolah.
"Ditiadakannya kegitatan belajar di sekolah, ditiadakannya perkuliahan di kampus, jangan dianggap sebagai masa liburan," ujar Anies dalam rekaman suara resminya terkait imbauan menjaga jarak di masyarakat yang dikutip suara.com, Minggu (15/3/2020).
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Situasi Gelap Virus Corona Puncaknya di Bulan Puasa
Karena itu, ia meminta agar para orang tua proaktif melarang anaknya yang ingin berkegiatan di luar rumah jika tidak terlalu mendesak. Saat ini di Jakarta, kata Anies, risiko penularan virus sedang tinggi.