Suara.com - Dalam menghadapi virus corona Covid-19, tenaga medis seperti dokter maupun perawat di rumah-rumah sakit, boleh dikatakan adalah pahlawan.
Tanpa mengenal rasa takut serta banyak mengorbankan waktu, tenaga medis terus berjuang merawat pasien positif Covid-19 hingga dinyatakan sembuh.
Pekerjaan itu bukan tanpa risiko. Untuk di Indonesia sendiri, satu tenaga medis dinyatakan meninggal dunia setelah merawat pasien virus corona.
Kepala Humas Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur, Eryuni Yanti mengungkapkan, dukungan moral saat ini sangat dibutuhkan oleh mereka, para tenaga medis.
Baca Juga: Ratri Ungkap Alasan Dokter Beri Tahu Dirinya Positif Corona saat Tidur
Dokter dan perawat yang berada di garda terdepan penanganan virus corona, mengharapkan ketulusan doa dari masyrakat Indonesia.
Untuk kondisi tenaga medis di RSUP Persahabatan sendiri, Yanti mengungkapkan kondisi mereka berjalan baik.
Jam kerja mereka pun diatur dan dibagi sedemikian rupa agar tenaga medis tak terkuras dalam menjalankan profesinya.
"Kami semua butuh dukungan dan doakan kami tetap sehat, kuat, tabah dalam mengemban tugas negara," kata Yanti kepada Suara.com, Rabu (18/3/2020).
Yanti mengutarakan, dukungan berupa doa menjadi tambahan tenaga sendiri bagi dokter dan perawat.
Baca Juga: Aksi Heroik Dokter Handoko Viral di Tengah Corona, Hotman Bilang Begini
"Dukung pakai doa, ini kekuatan utama,” kata Yanti.
Bahkan menurut Yanti, ada sejumlah masyarakat yang turut mengungkapkan dukungannya secara langsung kepada tenaga medis dengan mengirimkan karangan bunga ke rumah sakit.
Ia berharap, dengan adanya dukungan dari masyarakat, dokter dan perawat dapat kuat secara moral dalam menangani pasien positif corona.
"Alhamdulillah kami mendapakan banyak apresiasi dan dukungan. Apresiasi berupa karangan bunga dan WhatsApp, dan lain-lain mengalir terus. Semoga ini menjadikan kami semakin kuat," kata Yanti.
Dokter Handoko dirawat di rumah sakit
Sebelumnya, kisah heroik salah seorang dokter spesialis paru, dr Handoko Gunawan viral di media sosial.
Meski sudah berusia 80 tahun, sebagai dokter, Handoko memilih terjun membantu langsung penanganan pasien positif corona.
Belakangan, Handoko dikabarkan tengah dirawat. Kabar dirawatnya Handoko disampaikan melaui cuitan oleh akun Twitter @MurtadhaOne1 pasa Selasa (17/3) sekitar pukul 21.16 WIB.
Dalam cuitannya, akun @MurtadhaOne1 turut mengunggah gambar berupa tangkapan layar salah satu WhatsApp grup bernama ToMas + Management CJ, yang menginfokan bahwa dokter Handoko sedang dirawat.
"Mohon bantu doa. Beliau sdg dirawat skrng (info dari grup alumni 5 mnt yll)). Beliau dosen kami," tulis salah satu anggota di grup tersebut.
Sementara itu akun @MurtadhaOne1 kembali menuliskan informasi yang sama berdasarkan tangakapan layar WAG yang ia unggah.
"Dapat kabar bahwa malam ini Handoko Gunawan sakit. Mari sama-sama kita doakan beliau agar cepat kembali sehat," tulisnya.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh pihak keluarganya dan mengatakan bahwa dokter Handoko sudah dalam penanganan rumah sakit dan staf medis yang kompeten.
"Dr. Handoko dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik, tentunya komunikasi dibatasi," ungkap salah satu pihak keluarga dokter Handoko melalui pesan singkat yang diterima Suara.com, Rabu (18/3).
Pihak keluarga juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang turut mendoakan Dokter Handoko.
"Kami keluarga besar Dr. Handoko Gunawan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian, simpati, dan doa-doa yang dipanjatkan utk Dr. Handoko Gunawan, baik dari teman, kerabat, netizen dan seluruh lapisan masyarakat yang memberikan semangat dan dukungan," imbuhnya.