Ia melanjutkan, "Dan sekarang, ketika mendekati Paskah, bersama dengan perasaan takut hari kiamat yang dihasilkan oleh virus corona, dia merasa waktunya sudah tiba untuk membersihkan hati nuraninya, dan dia meminta saya untuk membantunya mengembalikannya ke Israel Antiquities Authority".
Seorang inspektur di Unit Pencegahan Pencurian IAA, Uzi Rotstein, ditandai dalam salah satu komentar postingan Manies.
Mereka mengatur penyerahan artefak dengan cepat. Rotstein pun memuji pengembalian artefak ini.
Ia berkata, "Mengambil artefak dari konteks arkeologisnya berdampak negatif pada penelitian dan kemampuan untuk menyatukan teka-teki historisnya".
Baca Juga: Tak Ada Hujan, Ratusan Rumah di Depok Terendam Banjir Kiriman
"Artefak yang berusia ribuan tahun ini adalah harta nasional kami. Mereka menceritakan kisah The Land dan siapa yang tinggal di sini sebelum kita, dan harus didokumentasikan dan ditampilkan," imbuhnya.
Yuval Baruch, arkeolog IAA menjelaskan dalam siaran persnya bahwa balista adalah bentuk senjata kuno yang digunakan oleh pasukan yang mengepung kota. Ballista digunakan untuk melempar batu atau anak panah agar pasukan di dinding benteng melarikan diri.
"Batu-batu balista yang ditemukan di Kota David kemungkinan besar berhubungan dengan pertempuran besar antara penduduk Yerusalem yang terkepung dan tentara Legiun Romawi, sekitar 70 M - tahun kehancuran Yerusalem," kata Baruch.