Takut Kiamat Sudah Dekat karena Corona, Pencuri Kembalikan Artefak Kuno

Rabu, 18 Maret 2020 | 14:20 WIB
Takut Kiamat Sudah Dekat karena Corona, Pencuri Kembalikan Artefak Kuno
ilustrasi hari kiamat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki di Israel yang tidak disebutkan namanya, mengembalikan artefak yang dicurinya 15 tahun silam. Alasannya karena si pencuri takut kiamat sudah dekat.

Dilaporkan Times of Israel, Senin (16/3/2020), artefak yang dicuri pria itu adalah batu katapel atau ballista berusia 2.000 tahun.

Batu berbentuk bulat seukuran bola bowling ini dikembalikan ke Taman Nasional Kota David, Yerusalem.

"Waktunya telah tiba untuk membersihkan hati nurani saya. Rasanya akhir dunia sudah dekat," kata pria anonim itu dalam siaran pers Israel Antiquities Authority (IAA), Senin (16/3).

Baca Juga: Tak Ada Hujan, Ratusan Rumah di Depok Terendam Banjir Kiriman

Otoritas IAA tidak paham dengan maksud kiamat sudah dekat yang disebutkan pencuri itu.

Entah karena pandemi virus corona saat ini, atau ancaman eksistensial yang mendesak lainnya.

Namun karena kejadian ini, IAA memiliki kesempatan untuk mendesak para warga agar mengembalikan temuan arkeologis ke Perbendaharaan Negara. Karenanya, seluruh masyarakat bisa mendapat manfaat dari sana, kata IAA.

Sementara untuk batu katapel yang dikembalikan ini dibawa oleh pria bernama Moshe Manies, sebagai perantara. Ia diminta untuk tidak membocorkan identitas pencuri.

Menurut Manies, pencurian artefak ini terjadi 15 tahun yang lalu ketika dua pemuda berkeliling di taman melihat batu katapel, yang telah terlempar di benteng.

Baca Juga: Mengenal Tentang Social Distancing, Self Quarantine, dan Isolasi

Dalam postingan Facebook-nya, Manies menulis, "Salah satu bocah lelaki membawa pulang salah satu batu itu. Kini dia menikah dan memiliki sebuah keluarga, dan memberi tahu saya bahwa selama 15 tahun terakhir batu itu sangat membebani hatinya".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI