Aturan Naik Lift saat Social Distancing, Warganet Salfok yang Belakang

Rabu, 18 Maret 2020 | 13:48 WIB
Aturan Naik Lift saat Social Distancing, Warganet Salfok yang Belakang
twitter.com/hrdbacot
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demi mengurangi risiko wabah corona, Presiden Joko Widodo menganjurkan social distancing untuk seluruh warga Indonesia.

Hal itu juga dilakukan di lift-lift apartemen, perkantoran, maupun gedung bertingkat lain.

Terlihat pada unggahan akun @HRDBacot, sebuah lift diberi petunjuk jarak dan arah berdiri menggunakan gambar petak.

Satu lift terdiri dari 9 petak di mana setiap petak diisi oleh satu orang saja. Tak hanya itu, pada tiap-tiap petak juga ditempeli tanda panah untuk menunjukkan arah berdiri.

Baca Juga: BPJamsostek : Pekerja WFH Tetap Dapat Lindungan Jaminan Kecelakaan Kerja

Kalau aturan lift itu disimulasikan, maka tidak ada orang yang berdempetan dan saling berhadapan. Dengan begitu, maka risiko penularan Covid-19 akan semakin kecil.

Unggahan itu mendapat banyak atensi dari warganet, seperti akun @gerydika yang malah salah fokus dengan orang yang berada di kotak paling belakang.

"Yang belakang enggak tau udah nyampe lantai berapa tiba-tiba balik badan udah di langit ke-7," tulisnya di kolom komentar.

"Kasihan yang hadap belakang tau-tau udah nyampe rooftop aja ntar," tambah akun @ekoyyy_.

Seorang warganet membenarkan foto itu yang menyatakan, bahwa di kantor yang ia kunjungi juga telah memberlakukan aturan lift tersebut.

Baca Juga: Peneliti Temukan Virus Corona Covid-19 Bisa Bertahan Hidup di Udara 3 Jam

"Di salah satu gedung perkantoran di Sunter juga gini min. Trus tombol liftnya juga diplastikin, diganti tiap hari" tulis @mobilangapa.

"Takut ada yang nge-dance kaya di Timezone," sahut akun @darkstxberry_.

Pantauan Suara.com, cuitan yang diunggah pada Selasa (17/3/2020) itu telah disukai 23 ribu akun dan diretweet sebanyak 13,1 ribu.

Social Distancing

Social distancing merupakan istilah yang digunakan oleh para ahli epidemiologi yang merujuk pada upaya secara sadar mengurangi kontak erat dengan orang lain.

Tujuannya adalah untuk memperlambat penyebaran virus antara satu orang ke orang lainnya.

Begitu juga menurut Katie Pearce dari John Hopkins University yang menyatakan social distance sebagai praktik kesehatan masyarakat guna mencegah penularan penyakit.

Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara seperti membatalkan acara kelompok atau menutup ruang publik, serta menghindari keramaian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menambahkan, social distance dalam menghindari Covid-19 juga bisa dilakukan dengan menjaga jarak sekitar 1-2 meter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI