5 Mitos Virus Corona yang Paling Sering Ditanyakan, Ini Bantahan Ahli

Rabu, 18 Maret 2020 | 13:04 WIB
5 Mitos Virus Corona yang Paling Sering Ditanyakan, Ini Bantahan Ahli
Sistem Ganjil Genap Ditiadakan Akibat Pandemi Corona. (Suara.com/ Adit Rianto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter ahli infeksi Universitas Maryland, dr. Faheem Younus, MD mengonfirmasi berbagai mitos corona yang tersebar di masyarakat. Ulasan berbagai mitos Covid-19 itu ia sampaikan melalui akun Twiternya pada Selasa (17/3/2020) dalam sebuah utas.

1. Corona berakhir saat Musim Panas

Melalui Twitter, dr. Faheem menyatakan, bahwa anggapan corona akan hilang di musim panas adalah salah. Sebab corona tidak mengikuti pola cuaca karena sifatnya sangat global.

"Pandemi sebelumnya tidak mengikuti pola cuaca ditambah ketika kita memasuki musim panas, akan ada musim dingin di belahan bumi selatan. Virus ini bersifat global."

Baca Juga: Bisnisnya Terpukul Corona, Pengusaha Transportasi Ikut Minta Insentif

Sementara anggapan lain menyatakan, bahwa di musim panas corona akan semakin mewabah lewat gigitan nyamuk. Hal itu juga disangkal oleh dr. Faheem Younus.

"Infeksi ini menyebar melalui tetesan pernapasan, bukan darah. Nyamuk tidak meningkatkan penyebaran," kata dia.

2. Tahan Napas 10 Detik

twitter.com/FaheemYounus
twitter.com/FaheemYounus

Ada isu menahan napas selama 10 detik bisa buktikan apa seseorang terkena Covid-19 atau tidak. Orang yang negatif menurut isu ini akan merasa baik-baik saja setelah menahan napasnya selama 10 detik.

Isu tersebut juga dinyatakan salah oleh dr. Faheem. "Kebanyakan pasien corona yang masih muda bisa menahan napas selama 10 detik dan banyak orangtua yang negatif corona tak bisa menahan napasnya selama 10 detik," tambah dr. Faheem.

Baca Juga: Kelelahan Rawat Pasien Corona, Petugas Medis RSPI Harus Isolasi Diri

3. Corona Hidup d Tenggorokan, Banyak Minum!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI