Suara.com - Pantau social distancing, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tegur warganya yang berdekatan di jalan menggunakan toa.
"Ya kita sudah sosialisasikan, tadi baik melalui kelurahan maupun kecamatan. Ini juga dengan mobil saya buat toa, di jalan-jalan sampaikan untuk tidak berdiri bedekatan, juga di warung-warung," kata Tri Rismaharini.
Aksi tegur langsung itu mulanya dia lakukan sendiri namun berikutnya akan dibantu oleh berbagai pihak.
"Tapi nanti akan kita bagi (penugasannya), kalau saya tok kan enggak cukup," kata dia.
Baca Juga: Hari Ini Malaysia Lockdown karena Corona, Begini Suasana di Kuala Lumpur
"Jadi saya akan sebar seperti itu di seluruh Kota Surabaya," imbuhnya.
Menurut Risma, respon masyarakat mengenai teguran langsung menggunakan toa itu cukup bagus dan warga menuruti anjurannya.
"Ya mereka nurut, ketawa sambil iya iya bu katanya," ujar Risma lagi.
Tak hanya di jalan, Wali Kota Surabaya itu menyatakan bahwa social distancing juga diterapkan di lingkungan kantor pemerintah kota.
"Di Pemkot pun kita atur duduknya berjauhan, kemudian di taman-taman juga kita sosialisasikan" kata Risma lagi.
Baca Juga: Arie Untung : Ada yang Lebih Berbahaya dari Corona!
Risma menyatakan, sosialisasi terkait Covid-19 di Surabaya sebenarnya telah dilakukan sejak bulan Januari.
"Sebetulnya saya sudah bulan januari mulai mensosialisasikan untuk ini, menjaga jarak, tidak salaman, masjid-masjid tidak menggunakan karpet. Itu sudah kita lakukan sejak Januari," tambahnya.
Social Distance
Menurut Katie Pearce dari John Hopkins University, social distance merupakan praktik dalam kesehatan masyarakat guna mencegah penularan penyakit.
Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara seperti membatalkan acara kelompok atau menutup ruang publik, serta menghindari keramaian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menambahkan, social distance dalam menghindari Covid-19 juga bisa dilakukan dengan menjaga jarak sekitar 1-2 meter.