Anies Batasi Transportasi Sebagai Pesan Kejut, Ferdinand: Jahat

Rabu, 18 Maret 2020 | 09:13 WIB
Anies Batasi Transportasi Sebagai Pesan Kejut, Ferdinand: Jahat
twitter.com/FerdinandHaean2
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait Covid-19 kembali menuai berbagai atensi. Kritikan pedas datang dari politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyebut kebijakan Anies sebagai cara yang bodoh dan jahat. 

Kritikan itu terkait dengan pembatasan transportasi umum yang Anies Baswedan sebut sebagai 'pesan kejut'.

"Cara yang maaf harus saya sebut bodoh dan jahat. Menyadarkan warga dengan cara membuat situasi tak nyaman dan tak manusiawi oleh pemimpinnya? Ini tak patut," tulis Ferdiand Hutahaean melalui akun twitternya pada Selasa (17/3/2020). 

Pada cuitannya itu, Ferdinand juga membagikan video Anies yang memimpin rapat teknis terkait percepatan penanganan Covid-19.

Baca Juga: Meski Tes Urine Negatif Narkoba, Sahabat Kecewa dengan Vanessa Angel

Melalui video yang diunggah di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta pada Selasa (17/3/2020), Anies menyatakan harus adanya langkah ekstrem yang ditempuh pemerintah daerah.

"Tadi kendaraan umum dibatasi secara ektrem, apa sih tujuannya? Tujuannya ya mengirimkan pesan kejut kepada seluruh penduduk Jakarta, bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem," kata Anies Baswedan.

Menurut Anies, apabila tidak distimulasi dengan pesan kejut itu maka masyarakat akan tenang-tenang saja.

"Jadi ketika orang antre panjang baru sadar Covid-19 itu bukan fenomena yang jauh cuma lihat di WA sana, ini ada di depan mata kita"

Atas ungkapan Anies itu, Ferdinand menambahkan bahwa masalahnya bukan soal kesadaran, namun soal pendapatan warga.

Baca Juga: Pasien Berstatus PDP Corona Meninggal di Medan, Pernah Pergi ke Israel

"Seharusnya @aniesbaswedan paham bahwa masalahnya bukan soal warga tidak sadar bahaya, tapi ini soal perut!" tambah Ferdinand.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI