FM, atas inisiatif sendiri, baru-baru ini kembali memeriksakan kondisi fisiknya ke sebuah rumah sakit rujukan, setelah mengalami beberapa gejala seperti lemas, demam, batuk, sesak napas dan tenggorokan.
Sebelumnya, ia sempat dirawat di ruang isolasi IGD dan beberapa waktu melakukan karantina mandiri di rumah. Ia pun rutin mengonsumsi obat yang diberikan dokter.
Namun karena kondinya tak kunjung membaik, ia kembali ke rumah sakit. Sampai di sana, ia mengaku langsung masuk IGD untuk menjalani sejumlah prosedur pemeriksaan.
FM kemudian dibawa ke ruang dekontaminasi yang di dalamnya ada sejumlah pasien.
Baca Juga: 51 Orang Positif Corona dari Jakarta, Paling Banyak Domisili Jaksel
"Habis gua rontgent paru, gua dipindahkan lah ke ruang dekontaminasi, itu isinya orang batuk semua. Pokoknya batuk, mau dia terindikasi corona atau enggak digabung disitu. Satu ruangan bisa berisi 4-5 orang dengan ukuran ruangan yang gua kira paling 2x3 meter," ungkapnya.
Setelah menunggu sekira 2 jam bersama pasien yang mengalami batuk dalam ruangan tersebut, ia dinyatakan dokter suspect virus corona dan tak lama dipindahkan ke ruang isolasi khusus pasien Covid-19.
Ruang Isolasi Sesak
Sesaat setelah dipindahkan ke ruang isolasi, FM mengaku bertemu dengan 6 orang pasien suspect lainnya. Sebagian di antara mereka tengah menunggu hasil pemeriksaan lanjutan.
"Di ruang itu cuma ada 3 bed kasur, sedangkan pasiennya 6. Jadi terpaksa sebagian harus duduk di kursi roda. Gua sendiri duduk di kursi roda dari di ruang dekontaminasi sampe baru dapat kasur tadi pagi," terang FM.
Baca Juga: Tak Terima Candaan Corona, Warganet: Kakak Saya Taruh Nyawa demi Pasien
Dua orang dari 6 pasien akhirnya dirujuk ke rumah sakit rujukan lain, sementara FM dan 4 pasien masih menunggu untuk tes Swab (tes corona). Sementara, hasil tes tersebut baru akan keluar sekira 3 hari kemudian.