Donald Trump Dilaporkan Bajak Ilmuwan Jerman yang Bikin Vaksin Corona

Selasa, 17 Maret 2020 | 19:38 WIB
Donald Trump Dilaporkan Bajak Ilmuwan Jerman yang Bikin Vaksin Corona
Presiden AS, Donald Trump (kanan) duduk semeja bersama Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dalam sebuah jamuan makan malan di Florida, 7 Maret kemarin. Pada 12 Maret, salah satu pembantu Bolsonaro dipastikan terjangkit virus corona. [AFP/Jim Watson]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan mencoba membajak para ilmuwan Jerman yang bekerja menciptakan vaksin virus corona Covid-19.

Hal tersebut dikonfirmasikan oleh pemerintah Jerman. Trump menawarkan uang dalam jumlah besar untuk mengamankan hak eksklusif atas pekerjaan mereka bagi AS.

Surat kabar terkemuka Jerman, Welt am Sonntag melaporkan bahwa Trump telah menawarkan sejumlah besar uang untuk memikat perusahaan CureVac, Minggu (15/3/2020).

Amerika Serikat disebut-sebut ingin mendapatkan hak eksklusif atas vaksin yang diciptakan oleh perusahaan asal Jerman tersebut.

Baca Juga: Polisi Dalami Kepemilikan Xanax dari Suami Vanessa Angel

Perusahaan ini bekerja dengan Paul Ehrlich Institute for Vaccines and Biomedical Medicines yang dimiliki pemerintah federal untuk menciptakan vaksin virus corona.

CureVac membantah "rumor akuisisi" tersebut dalam sebuah pernyataan hari Minggu (15/3).

Perusahaan biotek ini mengatakan telah melakukan kontak dengan banyak organisasi dan otoritas global. Tetapi, CureVac "tidak mengomentari spekulasi dan menolak tuduhan tentang tawaran untuk akuisisi perusahaan atau teknologinya."

Sementara itu, sebuah sumber pemerintah Jerman mengatakan bahwa Trump berusaha keras menemukan vaksin virus corona untuk AS, "tetapi hanya untuk AS."

Surat kabar itu mengatakan pemerintah Jerman melawan dengan menawarkan insentif keuangan kepada CureVac jika vaksin itu tetap di Jerman.

Baca Juga: Positif Konsumsi Psikotropika, Suami Vanessa Angel Masih Diperiksa

Seorang perwakilan kementerian kesehatan Jerman mengatakan kepada Welt am Sonntag bahwa pemerintah terlibat dalam diskusi "intensif" dengan CureVac tentang menjaga perusahaan itu bermarkas di Jerman.

"Pemerintah Jerman sangat tertarik untuk memastikan bahwa vaksin dan zat aktif melawan virus corona baru juga dikembangkan di Jerman dan Eropa," sebagaimana dilaporkan surat kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat kementerian kesehatan.

"Dalam hal ini, pemerintah melakukan pertukaran intensif dengan perusahaan CureVac," imbuhnya.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan kepada Reuters bahwa laporan surat kabar Welt am Sonntag akurat.

"Kami mengkonfirmasi laporan di Welt am Sonntag," kata seorang perwakilan.

Florian von der Muelbe, chief production officer dan salah seorang pendiri CureVac, mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa perusahaan berharap untuk memiliki vaksin eksperimental yang siap pada bulan Juni atau Juli sehingga perusahaan dapat meminta izin untuk memulai pengujian pada manusia.

Dia mengatakan, vaksin dosis rendah yang diharapkan dikembangkan oleh perusahaan dapat membuatnya cocok untuk produksi massal di dalam fasilitas CureVac yang ada.

Dalam sebuah pernyataan awal Maret lalu, mantan CEO CureVac yang keluar, Daniel Menichella, telah diundang ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Trump. Dia mengaku membahas strategi dan peluang untuk produksi vaksin Covid-19.

"Kami sangat yakin bahwa kami akan dapat mengembangkan kandidat vaksin yang kuat dalam beberapa bulan," kata Menichella dalam sebuah pernyataan.

Karl Lauterbach, seorang politisi senior Jerman dan profesor ekonomi kesehatan dan epidemiologi, membuat cuitan menanggapi situasi tersebut.

“Penjualan eksklusif vaksin yang mungkin ke AS harus dicegah dengan segala cara. Kapitalisme memiliki batas,” tulisnya.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI