49 WN China Masuk ke Indonesia, DPR: Bukti Tidak Ada Penapisan

Selasa, 17 Maret 2020 | 16:50 WIB
49 WN China Masuk ke Indonesia, DPR: Bukti Tidak Ada Penapisan
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Rabu (4/12/2019). [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Perkawilan Rakyat mengkritisi atas masuknya 49 WNA asal China ke Indonesia yang kini berada di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Sebab, pada situasi pencegahan penyebaran virus corona Covid-19, DPR memandang pemerintah perlu memperketat izin masuk WNA asal negara episentrum virus corona, bukan malah sebaliknya.

Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan, penyaringan bagi WNA yang akan masuk ke Indonesia sangat dibutuhkan guna mencegah penyebaran Covid-19 lebih masif. Menurutnya, saat ini kondisi kesehatan masyarakat menjadi hal yang terpenting.

"Ini bukti tidak adanya penapisan. Mestinya dalam kondisi ancaman corona, semua potensi penyebaran diawasi dan dijaga. Keselamatan publik lebih utama," kata Mardani kepada wartawan, Selasa (17/3/2020).

Baca Juga: Menhub Positif Corona, Bagaimana Layanan Transportasi Tanah Air?

Sementara itu, anggota Komisi IX Kurniasih Mufidayati meminta pemeritnah menutup pintu masuk ke Indonesia bagi WNA. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 dari para WNA.

"Pemerintah sebaiknya menutup jalan masuk orang dari luar negeri kecuali WNI yang akan pulang dan diproses sesuai protokol kesehatan. Dengan menutup pintu luar negeri, akan menutup peluang imported case Covid-19. Sehingga pemerintah bisa fokus pada penanganan covid dalam negeri, lebih terkonsentrasi," kata Kurniasih.

Untuk diketahui, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengakui informasi adanya kedatangan Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok ke Kendari Sulawesi Tenggara, melalui Bandara Haluleo.

Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi, Arvin Gumilang menyebut bahwa kedatangan WNA Tiongkok tersebut ke Kendari Sultra untuk melalukan uji coba kemampuan bekerja.

"Bahwa benar mereka menggunakan visa kunjungan B211 yang berlaku 60 hari, yang diterbitkan pada tanggal 14 Januari 2020 di KBRI Beijing untuk kegiatan calon TKA dalam rangka uji coba kemampuan bekerja (Permenkumham Nomor 51 Tahun 2016)," kata Arvin melalui pesan singkat, Selasa (17/3/2020).

Baca Juga: Kata Ayu Ting Ting soal Nasib Konser Tunggalnya yang Ditunda karena Corona

Menurut Arvin, 49 WNA Tiongkok itu memang sebelum ke Indonesia sempat berada di Thailand pada 29 Februari 2020. 49 WNA tersebut juga sudah dilakukan cek kesehatan dan dilakukan karantina oleh Thailand, sejak 29 Februari sampai 15 Maret 2020.

"Surat tersebut telah diverifikasi oleh pihak Perwakilan RI di Bangkok, Thailand pada tanggal 15 Maret 2020 (Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 07 Tahun 2020 pasal 3 ayat 2)," ujar Arvin.

Arvin mengatakan. 49 WNA Tiongkok itu tiba di Jakarta pada 15 Maret 2020 melalui Bandara Soekarno Hatta. Mereka juga langsung dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta.

"Itu telah menerbitkan surat rekomendasi berupa kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang tersebut, (WN Tiongkok)," kata Arvin.

Atas persyaratan tersebut, petugas Imigrasi Bandara akhirnya memberikan izin masuk pada tanggal 15 Maret 2020 sebagaimana tertera pada paspor.

"Kantor Imigrasi membenarkan bahwa pada tanggal 15 Maret 2020 pukul 20.00 WITA sebanyak 49 Warga Negara Tiongkok yang berasal dari Provinsi Henan, Hebei, Jiangsu, Shaanxi, Jilin dan Anhui datang ke Kendari dari Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA-696," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI